Mohon tunggu...
Lilyanti Idris
Lilyanti Idris Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang guru yang suka menulis untuk menyalurkan hobi

Membaca dan menulis adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Jadikanlah kedua nya sebagai kebiasaan untuk meraih dunia.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Ketika Beras Hilang"

5 Maret 2023   22:53 Diperbarui: 5 Maret 2023   22:57 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr. Pelabuhan Kalabahi (dokpri)

Hari ini , tidak seperti hari kemarin. Agak berbeda karena hujan  menunda untuk turun ke bumi. Mungkin hujan tahu bahwa hari ini saya hendak mencuci pakaian. Dia malu  karena jika sampai turun berarti pakaianku akan banyak yang tidak kering. 

Selesai Shubuh,  saya dan suami  jogging dengan berjalan kaki bareng dengan si bungsu Inang. Ia begitu antusias karena diperbolehkan untuk membawa lato-lato. 

Permainan yang sedang viral di seantero negeri. Terdiri dari dua bulatan kecil sebesar bola pingpong yang ditautkan dengan seutas tali. Jika kedua bola kecil itu digerakkan dan menyentuh satu sama lain akan tercipta irama yang harmonis. Namun tidak semua orang bisa memainkannya. Salah sedikit bola itu akan mengenai tangan kita dan rasanya sangat sakit. 

Tujuan kami adalah menuju ke Pelabuhan Kalabahi tempat kapal - kapal PELNI dan kontainer berlabuh. Kurang lebih hampir sebulan ini tidak ada kapal datang, baik kapal penumpang maupun kapal dari Sulawesi yang biasa mengangkut beras. Hal ini disebabkan oleh cuaca ektrim yang tidak menentu. Akibatnya persediaan atau stok beras kosong. 

Keluhan ini dialami oleh semua penduduk masyarakat Alor. Harga beras di pasar melambung tinggi melampaui batas. Para cukong menaikan harga beras seenaknya. Ketersediaan stok beras di gudang dolog pun tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Lebih baik harga minyak goreng yang mahal asal jangan beras. Jika tidak digoreng  bahan makanan seperti ikan atau daging masih bisa dibakar atau direbus. Tetapi jika beras tidak ada, kita mau makan apa? Anak - anak tidak terbiasa makan ubi atau pun jagung.

Suasana di pelabuhan cukup ramai dengan banyak orang yang hilir mudik mencari keberadaan kapal beras. Hasilnya nihil, tak ada satupun kapal yang nampak. Menurut informasi yang saya baca dari grup WhatsApp ada pemberitahuan dari pemerintah supaya masyarakat tidak panik atas kelangkaan beras ini. Dalam waktu dekat akan ada pasokan beras dari Kupang. Semoga saja kapal feri Kupang bisa segera berlayar dan mengangkut beras.

Menjelang siang setelah mencuci pakaian saya membuka Facebook. Di sana ada salah seorang sepupu yang sedang panen jagung di kebunnya. Tanpa basa-basi saya pun mencoba memberikan komentar di postingannya itu. 

Alhamdulillah sore menjelang saya pun diantar Selanjutnya plastik jagung muda yang mulai kering.
Sebagai informasi makanan pokok orang Alor selain  beras adalah jagung. Makanan ini lebih banyak dikonsumsi oleh orang tua dan orang yang menderita diabetes. 

Tampa menunggu lama saya memilih beberapa tongkol untuk saya goreng. Jagung jika digoreng garing rasanya luar biasa sekali apalagi ditambah dengan sambal jeruk nipis dan lombok. Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan? Rasanya sungguh nikmat tiada tara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun