Mohon tunggu...
Lilis Lisnawati
Lilis Lisnawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Persepsi Masyarakat Terhadap Keberadaan Pengemis di Lingkungan Pasar Badak Pandeglang (Tinjauan Sosiologis)

23 November 2020   09:40 Diperbarui: 23 November 2020   12:33 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengemis di Lingkungan Pasar Badak Pandeglang (Sumber: Lilis Lisnawati)

"Awalnya saya suka kesal sama pengemis disini karena ya gitu suka minta-minta terus yang buat jengkel kadang ada pengemis yang sambil maksa mintanya. Tapi sekarang udah terbiasa aja kadang merasa kasihan juga sama pengemis, saya tau mereka gitu juga karena butuh uang." Kata Ibu Rohmah (45) di Pasar Badak Pandeglang, Minggu (15/11/20).

Dapat disimpulkan mengenai persepsi masyarakat terhadap pengemis di lingkupan Pasar Badak Pandeglang. Pertama, masyarakat menolak atau tidak menyukai adanya kehadiran para pengemis yang berkeliaran di pasar karena mengganggu ketertiban dan juga ketenangan masyarakat yang ada di pasar Badak Pandeglang baik penjual maupun pembeli. Penjual yang merasa dirugikan karena telah membuat pelanggan mereka menjadi tidak nyaman akibat keberadaan pengemis tersebut. Kedua, masyarakat mulai menerima keberadaan pengemis bahkan merasa kasihan kepada para pengemis terutama pengemis yang memiliki keterbatasan fisik (cacat) dan melihat kondisi mereka yang sangat memprihatinkan. Hal itu membuat masyarakat sudah tidak memperdulikan lagi keberadaan pengemis dan sudah tidak menghiraukannya karena sudah terbiasa dengan keberadaan pengemis yang berkeliaran di lingkungan pasar Badak Pandeglang.

Masalah pengemis jika dianalisis menggunakan teori sosiologi yaitu teori Dramaturgi oleh Erving Goffman, yang merupakan pandangan tentang kehidupan sosial sebagai pertunjukkan drama dalam sebuah pentas dimana masing-masing orang mempunyai peran yang berbeda. Teori Dramaturgi merupakan sebuah teori yang menjelaskan bahwa di dalam kegiatan interaksi satu sama lain sama halnya dengan pertunjukkan drama. Dalam hal ini, manusia merupakan aktor yang menampilkan segala sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu melalui drama yang dilakukannya. Identitas seorang aktor dalam berinteraksi dapat berubah, tergantung dengan siapa sang aktor berinteraksi.

Teori Dramaturgi memiliki dua pandangan terhadap pengemis. Pertama yaitu panggung depan (Front Stage) yang menunjukkan gaya, penampilan, dan perilaku pengemis yang maksimal ketiga berhadapan dengan orang lain. Hal ini juga terjadi dengan pengemis yang berkeliaran di pasar Badak Pandeglang, untuk tampil maksimal sebagai pengemis dihadapan orang lain mereka biasanya menggunakan baju yang lusuh dan menampilkan mimik wajah sedih agar mengharapkan iba dari orang lain. Panggung depan bagi seorang pengemis disini adalah ketika pengemis turun ke Pasar Badak Pandeglang dan medatangi ke sejumlah pedagang ataupun pembeli dan pengunjung pasar lainnya.

Kedua, panggung belakang (Back Stage), cenderung menunjukkan sifat asli pengemis dalam kehidupan sehari-hari. Di panggung belakang inilah seorang pengemis cenderung menunjukan sifat keasliannya, kontras dari sifat ketika Ia berada di panggung depan. Aktor atau pengemis disini adalah individu yang tak berbeda dengan individu lain sebagai warga di lingkungan tempat tinggalnya. Begitu pula seperti pengemis yang berkeliaran di lingkungan pasar Badak Pandeglang, mereka cendrung tidak memperlihatkan sisi asli mereka, dan berperan seperti drama.

Daftar Pustaka

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Terakhir Posmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun