Mohon tunggu...
Lilis Ernawati
Lilis Ernawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM 22107030011 UIN SUNAN KALIJAGA

Mahasiswi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Awas Pamer Kekayaan Berkedok Self Reward

17 Maret 2023   09:02 Diperbarui: 17 Maret 2023   09:12 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sombong | Sumber : sehatq.com

Perayaan atas keberhasilan diri sendiri itu memang penting buat dirayakan. Apa lagi sekarang ini lagi ramai-ramai nya tentang orang-orang yang suka memamerkan atau terlalu mengumbar kekayaan nya di media sosial. Memang di satu sisi pamer tentang kemewahan di media sosial itu adalah salah satu yang dampaknya sangat negatif, tapi disisi lain justru konten-konten yang seperti itu lah yang mendapatkan viewers atau penonton yang banyak sekali di media sosial. Hal ini disebabkan oleh kebanyakan masyarakat kita yang menyukai akan konten kekayaan orang lain, masyarakat menyukai konten yang berbau sombong atau pamer kekayaan karena mereka kebanyakan belum bisa merasakan secara langsung kekayaan tersebut sehingga mereka hanya bisa merasakan dari konten yang mereka lihat atau biasa dikenal dengan menghayalkan kekayaan orang lain menjadi milik kita.

Tapi terkadang ada seseorang yang memamerkan kekayaan supaya butuh pengakuan atau sebagai bentuk apresiasi diri dalam artian self reward, Self Reward itu juga tidak salah bahkan penting, tapi kadang-kadang kita itu salah menilai sebuah makna self reward. Lantas apa sih yang salah dari self reward ?

Konsep Self Reward akan menjadi salah kalau kamu tidak memperhatikan beberapa poin-poin ini, yaitu:

1. Fokus pada materi.

seperti ketika kamu membeli barang-barang branded dan kamu memamerkan nya di media sosial agar kamu di anggap bisa ngasih tahu, bahwa kamu adalah orang kaya, bahwa kamu adalah orang yang punya duit, bahwa kamu adalah orang yang berkuasa yang mana akhir nya, sebetul nya ya perasaan terhadap diri kamu itu menjadi semakin ok, menjadi semakin pede ini termasuk salah satu positifnya.

Tapi Ingat mencintai sesuatu bukan hanya tentang apa yang kamu lihat dari luar saja, pakaian bermerk, tas bermerk, skin care yang terbaru, dan skin care yang mahal. Kalau kita beli barang yang harga nya dua kali lipat lebih mahal, kebahagiaan yang kita dapatkan juga bakal meningkatkan dua sampai tiga kali lipat. Meskipun kalau misal nya ngomongin soal kebahagiaan kayaknya bisa di pertanyakan juga sih dan sebenar nya bener nggak sih kalo barang yang lebih mahal itu akan membuat kita lebih bahagia?

Loving our self is not just about that, semua itu mungkin tidak perlu jadi sumber kebahagiaan mu. Kamu bisa mencintai diri sendiri dengan mengapresiasi pada hal-hal yang kamu lakukan. Bilang "Terima Kasih Kepada Diri Sendiri" setiap harinya, and repeat it everyday.

 

2. Tidak punya perencanaan finansial.

Iya sih tanggal gajian atau yang sering kita kenal dengan tanggal muda sudah di depan mata, tapi tagihan muncul dimana-mana, ujung-ujung nya ya tabungan cuman segitu-gitu aja. Ingat ya melakukan sesuatu atas dasar self reward bukan berarti kamu harus menghambur-hamburkan uang. Investasi buat masa depan juga perlu kamu pikirkan, boleh banget kok belanja buat self reward asalkan jangan lupa di rem. Tapi barang-barang yang cenderungnya nih cenderung memang mahal, cenderung berkualitas itu bisa kamu jadikan sebagai barang investasi jadi daripada kamu membeli barang yang tidak ada gunanya mendingan kamu membeli barang yang nantinya bisa dijual lagi atau diinvestasikan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun