Mohon tunggu...
lilis ernawati
lilis ernawati Mohon Tunggu... Dosen - Saya seorang guru/dosen yang saat ini sedang aktif di grup menulis, inovasi pembelajaran dan public speaking. Saat ini sudah berhasil membuat 9 buku antologi dan aktif mengikuti lomba-lomba menulis di beberapa link

Saya mengenyam pendidikan dasar, menengah dan atas di kota kelahiran kuningan. Sedangkan pendidikan tinggi di kota garut

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Prestasi Siswa Berbanding Terbalik dengan Jumlah Siswa Baru

16 Juli 2022   13:35 Diperbarui: 16 Juli 2022   13:44 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tahun ini lulusan sekolah kami, MA Miftahul Anwar Bayongbong Garut  ada beberapa yang masuk perguruan tinggi negeri. Bahkan tiga orang diantaranya masuk ITB. Prestasi siswa di sekolah perkampungan dengan fasilitas yang minim ini termasuk luar biasa, bahkan ketiga siswa ini mendapat reward, masing-masing  berupa uang Rp 12.500.000,- dan sebuah laptop dari departemen agama serta fasilitas uang saku setiap bulannya.

Namun entah mengapa, jumlah pendaftar di sekolah kami masih sedikit. Baru sekitar 75 siswa. lebih sedikit dari tahun kemarin. Hal ini membuat kami merasa resah. Karena berkurangnya jumlah kelas, akan mempengaruhi jumlah rumble dan  jam mengajar. Hal ini akan berimbas pada laporan pencairan insentif baik itu sertifikasi maupun fungsional dan  insentif lainnya.

Sebenarnya kalau bagiku yang memegang mata pelajaran dengan jumlah jam 4jam perkelas, masih tetap aman. Akan tetapi, jumlah pendaftar 75 itu belum tentu bisa bertahan. Mengapa demikian?

Karena sekolah kami yang berada di lingkungan pertanian, kadang saat panen dan musim tanam tiba, siswa-siswa di sekolah kami banyak yang harus membantu orangtuanya di kebun atau di ladang.

Karena masih banyak orangtua belum sadar  pendidikan dan terbentur oleh masalah ekonomi. makanya anak-anak banyak yang menjadi korban bekerja usia dini dan menikah usia dini. Hal itu dikarenakan karena faktor kesadaran akan pendidikan orangtua yang masih kurang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun