Mohon tunggu...
Lilis Edah Jubaedah
Lilis Edah Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 1 Cilegon

Saya Lilis Edah Jubaedah, Lahir di Purwakarta, 26 Agustus 1965. Pekerjaan saya Guru di SMPN 1 Cilegon. Hobby saya menulis, walapun belum mahir. Konten yang saya sering tulis apa saja yang berhubungan dengan rasa kekhawatiran diri terhadap lingkungan sekitar. Jenis tulisannya ada puisi, cerpen, opini, esai, atau apa saja yg menurut saya cocok dengan kontennya. Tapi hanya sekadar menulis saja.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Umroh (9)

2 Januari 2023   10:15 Diperbarui: 2 Januari 2023   10:28 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Masjid Qishos

Sabtu, 17 Desember 2022, setelah kami melaksanakan salat dhuhur dan jama' Takdim Ashar ke dhuhur di hotel, juga tak lupa makan siang, maka pukul 14.00 WAS kami berkumpul di lobby hotel untuk briefing menjelang keberangkatan rombongan menuju Tanah Suci Madinah Al-Munawwaroh. Selesai briefing, kami dipersilakan menaiki bis yang sudah siap di depan hotel Mather Al-Eiman.

Sudah menjadi kebiasaan, siapa pun yang naik duluan boleh memilih tempat duduk masing-masing, bebas sesuai kenyamanannya masing-masing. Kebetulan saya dan suami selalu dapat kursi pas pintu tengah. Tidak pernah memilih di depan, karena menurut saya dan suami, nyamannya duduk di tempat itu. Alhamdulillah keluar dan masuk lebih dekat. Dan memang dari PT Inayah Haromain tidak membatasi tempat duduk dengan pelebelan nama atau nomor. Semuanya dibebaskan memilih tempat duduk sesuai kenyamanan masing-masing.

Seperti biasa Ketika bis mulai bergerak, tourleader mulai mengajak kami untuk membaca do'a safar dan talbiyah. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan bahwa menuju Tanah Suci Madinal Al-Munawwaroh membutuhkan waktu selama 7 jam. Dan kita akan singgah dulu di Jeddah untuk jiarah Masjid Qishos. Selain itu kami akan diperkenalkan dengan bakso yang ada di Jeddah. Katanya sih enak, tapi belum tahu kebenarannya. Kami akan coba seperti apa enaknya bakso buatan orang Jeddah.

Perjalanan sudah ditempuh dengan selama kurang lebih dua jam setengah. Dan sebelum belok ke jalan menuju tempat di mana tukang Bakso berada, kami diberi penjelasan tentang Masjid yang berada di sebelah kana jalan, berwarna putih, terlihat besar dan megah. Ternyata itulah masjid yang dikenal dengan Masjid Qishos. Tempat di mana orang-orang Arab Saudi kalau melakukan kesalahan atau kejahatan, penghukumannya dilaksanakan di masjid tersebut. Yang kita kenal dengan hukum qishos itu yang itu tempatnya hukuman qishos, makanya masjidnya diberi nama Masjid Qishos yang berada di Jeddah.

Di sekitar itulah restoran atau warung yang menyediakan bakso. Ada diemperan, bibi-bibi orang Indonesia, dengan racikan dan mangkok yang sederhana, dengan harga sepuluh real per porsi. Sementara kalau di resto ada yang lima belas real juga yang delapan belas real. Untuk menghilangkan kepenasaranan saya, saya dan suami mencoba yang porsi delapan belas real untuk berdua. Dan ternyata porsinya bakso tersebut banyak. Bakso besar dengan di dalamnya ada bakso kecil, kemudian yang sedengan ada 4 tapi di luar yang ukuran besar. Mengenyangkan memang. Tapi ya, kalau dirupiahkan lumayan juga. Kalau di Indonesia cukup untuk makan bakso berlima atau bahkan berenam, dan enaknya bisa melebihi yang delapan belas real. Tapi memgingat di tempat orang, lumayan juga untuk melampiaskan rasa rindu sama makanan khas negeri sendiri. Kurang lebihnya relative bagi masing-masing orang.

Setelah, rehat sejenak dengan sebagean ada yang berbelanja juga, karena ternyata di daerah itu kebanyakan pedagangnya orang Indonesia. Tukang bakso saja orang Maja, Lebak, Banten. Lumayan ya saling membantu dengan caranya sendiri-sendiri, mereka berdagang, kami yang mebeli. Berbagi dengan cara yang adil. Saling menguntungkan. Semoga diterima.

Perjalanan kemudian lanjutkan menuju Tanah Suci Madinah Al-Munawwaroh. Menurut tourleader, butuh sekitar lima jam lagi untuk sampai di Tanah Suci Madinah Al-Munawwaroh. Semoga dimudahkan dan dilancarkan. Aamiin YRA. Berangkat dari Jeddah sekitar pukul 16.30 WAS. Ketika masih terang masih bisa melihat dan mengamati daerah sekitar Jeddah, masih bisa merasakan indahnya Kota Jeddah dengan bangunan khasnya, apatemen bentuk kotak, dan bangunan rumah sakit atau Gedung-gedung pemerintahan dan Lembaga-lembaga tertentu, membaca dari tulisan latinnya, inasyaAllah kalau dalam Bahasa Arabnya kurang lancar, tapi karena ada tulisan latinnya, lumayan paham menurut pendapat sesuai pemahanan kata yang ada. Semoga tidak meleset jauh dari makna atau sebutan yang biasa ditemukan di negara kita.

Tetapi sayangnya, ketika perjalanan sudah mulai masuk ke malam hari, penerangan yang kurang memberikan daya tarik, akhirnya saya mengantuk dikarenakan tidak lagi bisa melihat atau mengamati daerah sekitar selama perjalanan. Gelap gulita, terlihat bahwa itu apartemen, hanya dari cahaya lampu yang seperti bergantung, atau seperti ditempel di tiang dengan jarak yang beraturan membentuk kotak dengan titik cahaya. Mengingat pernah melihat di tempat lain yang mirip dengan kondisi seperti itu, menurut saya, itu adalah apartemen di lokasi yang luas karena banyak cahaya dengan jarak yang sama berderet di sepanjang perjalanan. Mungkin kalau di Indonesia letak rumah pada satu perumaha. Mungkin persamaannya seperti itu.

Ketika terbangun, bis yang dikendarai sudah berhenti di sebuah restoran. Kami disilakan untuk turun barangkali ada yang hendak ke toilet. Dan betul seklai seluruh penumpang turun ramai-ramai ke toilet. Lumayan selain BAK, juga untuk sekedar meluruskan kaki yang tertekuk selama di kendaraan. Mungkin karena waktu makan malam sudah terlewat, karena biasa di Mekkah Al-Mukarromah itu, setelah salat maghrib, kami langsung makan. Sementara ini diperjalanan pasti ada hambatannya, maka di tempat itulah kami dibagi makan malam dalam bentuk nasi box. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami makan malam dulu biar tidak kelaparan juga membawa nasi box di bis khawatir tumpah, malah tidak jadi makan.

Selesai makan malam, kami melanjutkan kembali perjalanan. Dan tidak lama setelah bis berjalan, suasana sudah mulai agak sepi, kayaknya selain kekenyangan juga kelelahan, maka akhirnya bener sepi, penumpang memanfaatkan waktu untuk tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun