Ia dari sejak dulu sampai sekarang adalah sekolah pertama dan yang utama sebelum anak si bayi kecil itu mengenyam pendidikan di lembaga atau di sekolah manapun.
Ibu merupakan gudang ilmu , merupakan pusat peradaban dan bahkan merupakan wadah yang menghimpun berbagai sifat-sifat akhlak mulia. Peran  dan tupoksi yang sangat penting ini, sehingga menuntut sang ibu untuk membekali dirinya dengan ilmu yang cukup memadai. maka seorang ibu harus terus , terus, terus dan terus bergerak meningkatkan kualitas diri. Karena, untuk  mencetak generasi yang berkualitas, unggul dan bertahan diperlukan pendidik yang berkualitas pula. Hal itu berarti bagi sang ibu tak boleh berhenti sampai di situ untuk selalu belajar.
Al -Ummu madrasah Al-ula dengan pengertian bahwa  Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya bila engkau persiapkannya dengan sebaik-baiknya maka engkau telah mempersiapkan bangsa yang baik pula dan kuat.  Maka mempersiapkan diri  untuk menjadi seorang Ibu yang shalihah sebagai Madrasah bagi anak-anak kelak.
Dan wanita merupakan setengah dari bagian masyarakat, dan ia melahirkan generasi-generasi hebat, Â manusia manusi hebat, serta wanita itu pondasi tegaknya keluarga.
Merupakan contoh yang baik di mata anak-anak.
Sang ibu harus menjadi figur yang baik di mata anak-anak. Sosok yang harus selalu memberikan keteladanan yang baik. Kadang ada  cara ampuh misal dengan selalu menemani dan menjadi tempat bersandar bagi anak-anak,  untuk mencurahkan isi hati dan pikirannya. Karena bagaimana pun kedekatan emosional sang ibu dan anak inilah yang harus dibangun agar dapat menghantarkan anak-ananya menuju gerbang kesuksesan, kebahagiaan serta mencetak generasi yg handal dan unggul.
Jantungnya keluarga ada di pindang ibu. Anak anak hebat terlahir dari Ibu yang hebat pula. Andaikan saja ibunya tidak hebat, ya bisa saja, mungkin memang bisa menghasilkan anak yang hebat tapi kemungkinan keberhasilannya sangat kecil, peluangnya tipis sekali.
Oleh karena itu menjadi ibu hebat adalah sesuatu yang harus di upayakan oleh setiap ibu. Apalagi di era Milenial ini , atau jaman now ini, era digital ini, era globalisasi ini, adalah ibu hebat  di akhir zaman.
Adapun ciri-ciri itu adalah ibu yang tidak tergerus oleh arus liberalisasi, dan ini salah satu sebuah kesalahan. Nah, agar di jaman sekarang kita menjadi ibu yang hebat, jauhi dari sifat liberalisasi. Karena paham liberal telah merusak tatanan kehidupan, merusak pula pada peradaban, juga merusak perempuan sebagai tiang negara.Â
Sangat berbahaya jika seorang perempuan terkena virus liberalisme ini, alias paham kebebasan. Bagaimana tidak? Karena ini menjangkiti, Â anaknya pun juga akan terwarnai oleh virus liberalism. Misal membiarkan anak perempuannya tidak menutup aurat dengan alasan ingin membebaskan putrinya dalam menentukan pilihan hidupnya. Membiarkan anaknya pacaran. (Bersambung....)