Mohon tunggu...
Lili Nurindahsari
Lili Nurindahsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kebidanan/ Politekkes Kemenkes Yogyakarta

Seorang pemikir dengan opini unik dan peka terhadap isu yang sedang berkembang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

ASI Tidak Lancar? Breast Care dan Pijat Oksitosin Solusinya

28 November 2022   00:10 Diperbarui: 28 November 2022   00:10 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang kompleks yang dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Seorang ibu sering mengalami masalah dalam pemberian ASI eksklusif, salah satu kendala utamanya yakni produksi ASI yang tidak lancar. Hal ini akan menjadi faktor penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir. ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah.

ASI Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan. Menurut data WHO, cakupan ASI eksklusif di seluruh dunia hanya sekitar 36% selama periode 2007-2014. 

Berdasarkan hasil Riskesdas (2012), cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 54,3%. Pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia belum mencapai 80%. 

Berdasarkan laporan SDKI tahun 2013 pencapaian ASI eksklusif adalah 42%. Sedangkan, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Provinsi tahun 2014, cakupan pemberian ASI 0-6 bulan hanyalah 54,3%, (Pusdatin, 2015). Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif untuk umur bayi dibawah 6 bulan sebesar 41%, ASI eksklusif pada bayi umur 4-5 bulan sebesar 27%, dan melanjutkan menyusui sampai anak umur 2 tahun sebesar 55% (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Beberapa faktor yang menyebabkan bayi tidak diberikan ASI dengan baik. Faktor tersebut adalah faktor karakteristik ibu, faktor bayi, lingkungan, dukungan keluarga, pendidikan kesehatan, sosial ekonomi dan budaya. 

Di daerah perkotaan dimana relatif lebih banyak ibu yang bekerja untuk mencari nafkah mengakibatkan ibu tidak dapat menyusui bayinya dengan baik dan teratur. Hal ini menjadi signifikan karena situasi tempat kerja belum mendukung praktik pemberian ASI, misalnya tidak tersedianya tempat memerah dan menyimpan ASI, belum banyak tersedia atau tidak adanya tempat penitipan bayi agar ibu pekerja dapat menyusui bayinya pada saat tertentu.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk memperlancar ASI guna memenuhi kebutuhan bayi akan ASI eksklusif.

  • Melakukan IMD Segera Sesaat Bayi Baru Lahir
  • Penting bagi ibu sesaat setelah melahirkan untuk segera melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) tanpa jeda waktu ataupun kegiatan lain seperti menimbang atau mengukur suhu bayi. 
  • IMD ini harus dilakukan skin to skin, bayi menempel pada dada ibu dan dibiarkan untuk mencari puting susunya sendiri. Proses ini dilakukan sekitar 1-2 jam. Apabila IMD terlambat dilakukan maka akibatnya produksi ASI bisa saja tidak lancar.

  • Breast Care
  • Perawatan payudara (breast care) merupakan slaah satuupaya dalam membantu ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif. Breast Care berpengaruh secara langsung terhadap kelancaran pengeluaran ASI sebab dengan teknik yang benar diharapkan bendungan ASI pada saat menyusui tidak terjadi sehingga memperlancar pengeluaran ASI. 
  • Beberapa cara melakukan perawatan payudara, yaitu rutin pijat oksitosin, bersihkan puting pelan-pelan, pakai pelembap, oleskan putting susu dengan ASI, kompres air hangat, dll.

  • Pijat Oksitosin
  • Mungkin istilah ini masih belum familiar dikalangan ibu-ibu terkhusus para ibu yang tinggal di desa-desa. Secara garis besar, pijat oksitosin merupakan teknik pijat payudara guna memperlancar produksi ASI. 
  • Pijat ini disarankan dilakukan oleh suami yang telah dilatih oleh bidan/ tenaga professional mengenai teknik-teknik pijat oksitosin. Mengapa demikian? 

  • Sebab pijat oksitosin akan semakin memberi hasil yang optimal ketika dilakukan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.
  • Pijat oksitosin dilakukan dengan pemijatan tulang belakang pada costa ke 5-6 sampai ke scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis merangsang hipofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin. 

  • Caranya ialah meletakan kedua ibu jari sisi kanan dan kiri dengan jarak satu jari tulang belakang, Gerakan tersebut dapat merangsang keluarnya oksitosin yang dihasilkan oleh hiposifis posterior. Kemudian, menarik kedua jari yang berada di costa 5-6 menyusuri tulang belakang dengan membentuk gerakan melingkar kecil dengan kedua ibu jarinya. Lalu, dilanjutkan gerakan menyusuri garis tulang belakang ke atas kemudian kembali ke bawah. Pemijitan ini cukup dilakukan selama 2-3 menit saja.

  • Penuhi Asupan Nutrisi
  • Salah satu hal terpenting dari tips diatas adalah terpenuhinya nutrisi bagi ibu postpartum. Ibu postpartum memerlukan asupan nutrisi yang lengkap dan lebih banyak dari biasanya. Nutrisi tersebut terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Mitos yang berkembang di masyarakat luas umumnya, seperti pantangan makan yang berbau amis (ikan, udang, ayam, telur, daging, dll)  hanya akan menghambat produksi serta pemberian ASI eksklusif itu sendiri. Selain itu, konsumsi air minum minimal 8 gelas sehari akan memperlancar produksi ASI.

  • Lacth-on 
  • Posisi yang tepat (Lacth-on) adalah elemen kunci dalam kesuksesan proses menyusui. Proses menyusui dapat ditingkatkan dengan menempelkan payudara ke tengah-tengah bibir bayi. Hal ini akan menstimulasi bayi untuk membuka mulutnya lebar-lebar. Lalu, posisikan bayi lurus kedepan menuju putting susu dan aerola. Saat posisi bayi sudah tepat, puting susu dan Sebagian besar dari aerola akanmasuk ke dalam mulut bayi. Akibatnya, ASI akan keluar dengan lancar yang nantinya akan memaksimalkan pertumbuhan dari bayi itu sendiri.

Sesuai dengan ketentuan Kemenkes RI 2015, semua ibu diharuskan memberikan asinya sampi usia anak 2 tahun, karena kandungan di dalam ASI mampu mencukupi kebutuhan anak terutama usia bayi 0-6 bulan. Namun, pada kenyataannya masih banyak ibu yang tidak menyusui bayinya sampai usia 6 bulan ataupun 2 tahun, alasanya karena mereka sibuk bekerja, produksi ASI sedikit, dan masih banyak alasan lainnya. Disinilah peran tenaga kesehatan, khususnya bidan, sangat dibutuhkan untuk membantu para ibu memberikan ASI sampi usia anaknya 2 tahun, dengan cara banyak memberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif, keutamaan ASI, perawatan payudara, dan asupan nutrisi pada ibu menyusui agar produksi Asi melimpah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun