Mohon tunggu...
Lili Nurhalimah
Lili Nurhalimah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Prodi Bimbingan dan Konseling Islam

KKN-DR Kelompok 25 UINSU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Komunikasi Antar Budaya

11 Agustus 2020   09:29 Diperbarui: 11 Agustus 2020   09:52 2671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya komunikasi tentang keberadaan Tuhan antara seseorang yang menganut agama Islam (budaya P) dengan seseorang yang menganut agama Kristen (budaya Q). Kedua orang tersebut sama-sama setuju bahwa Tuhan itu ada. Lain halnya bila komunikasi tentang keberadaan Tuhan terjadi di antara seseorang yang menganut agama Islam (budaya P) dengan seorang atheis (budaya R). Tentu di sini komunikasi tidak akan terjalin dengan selaras, karena ada perbedaan persepsi yang bertolak belakang tentang eksistensi Tuhan, di mana budaya P sangat meyakini Tuhan itu ada, tetapi budaya C justru sebaliknya mengatakan Tuhan itu hanya ilusi dan pikiran manusialah yang menciptakannya. Dengan kata lain, seorang atheis itu tidak mempercayai adanya Tuhan.

2.Model Komunikasi Antar Budaya Menurut William B. Gudykunst dan Young Yun Kim

Model komunikasi antar budaya ini adalah komunikasi yang terjadi di antara individu-individu yang datang dari budaya yang berbeda atau asing. Pada model ini, setiap orang berperan sebagai pengirim sekaligus juga penerima pesan. Jadi di sini terjadi pertukaran pesan timbal balik antara pengirim pesan dan si penerima yang sama-sama orang asing. Terjadi penerjemahan kode serta penerjemahan balik kode pesan.

Gudykunst dan Kim mengungkapkan bahwa penerjemahan kode dan penerjemahan balik kode pesan itu adalah suatu proses yang interaktif. Proses ini dikendalikan oleh mekanisme selektif terhadap konsep seperti budaya, sosiobudaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan. Persepsi individu terhadap lingkungannya akan menentukan cara individu tersebut dalam menafsirkan stimulus serta dapat digunakan untuk membuat prakiraan terhadap perilaku individu lain.

3.Model Dimensi Waktu Dalam Komunikasi Antarbudaya Menurut Tom Bruneau

Berdasarkan model ini waktu menjadi peubah utama yang melandasi seluruh suasana komunikasi. Waktu mempengaruhi interaksi, pola hidup interpersonal, dan pola hidup masyarakat itu dipengaruhi oleh budayanya. Dimensi waktu terdiri atas perbedaan perilaku berdasarkan konsepsi waktu dan masa spesifik dari tiap kelompok budaya yang mensimpulkan perilaku temporal. Ada 2 macam konsep waktu, yaitu:

1.Waktu Polikronik

Konsep waktu polikronik menyatakan bahwa waktu adalah suatu siklus yang periodik. Individu yang menerima konsep ini berasumsi tindakan manusia pada masa sekarang masih dapat diperbaiki pada waktu atau kesempatan lain. Contohnya sewaktu seseorang malas belajar sehingga memperoleh nilai jelek, siswa polikronik berpendapat akan dapat memperbaikinya pada kesempatan berikutnya.

Individu yang menerima konsep polikronik mempunyai tendensi lebih menekankan pada aktivitasnya itu sendiri bukan pada waktunya. Artinya tidak masalah kapan waktu terjadinya, bagi mereka yang penting tindakannya itu akan sukses juga akhirnya pada suatu waktu. Mereka dapat berprinsip bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda. Berorientasi pada ketuntasan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang itu, sehingga orientasinya bukan diletakkan pada penjadwalan kegiatan yang kaku dan ketat. 

Contohnya seorang peneliti di suatu institusi, ia dapat saja melewatkan suatu kegiatan rapat yang sudah dijadwalkan oleh pimpinan, di mana perilakunya ini dapat ditolerir oleh kantor tempatnya bekerja asalkan pada akhirnya ia selalu dapat menunjukkan perkembangan dan hasil yang nyata dalam melaksanakan setiap tugas dan tanggungjawabnya. Pada organisasi seperti ini kedisiplinan memiliki kelenturan yang dibutuhkan bagi individu polikronik dalam berkarya dan perilaku produktifnya.

2.Waktu Monokronik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun