Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tips Mengatur Keuangan Saat Ramadan agar Tidak Defisit Anggaran

18 April 2021   07:13 Diperbarui: 18 April 2021   07:19 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Kebutuhan manusia bukan tidak terbatas. Kebutuhan manusia ada batasnya. Baik kebutuhan akan barang maupun kebutuhan akan jasa. Yang tidak terbatas adalah keinginan manusia.

Konsep sifat kebutuhan yang tidak terbatas, terkadang membuat manusia lupa untuk mengatur prioritas dari barang-barang yang sejatinya ia butuhkan. Konsep ini terkadang juga menjadi pembenaran untuk melakukan belanja meskipun kondisi keuangannya ibarat besar pasak dari pada tiang. Konsep ini, juga terkadang membuat ibu rumah tangga lantas berfikir sah-sah saja  untuk melakukan utang.

Utang di dalam Islam memang diperbolehkan. Hanya saja, kita dianjurkan agar tidak terlalu sering berutang. Apalagi untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif. Terlebih, jenis utang yang diambil adalah utang yang berbasis riba. Sebagai seorang muslim, kita haram untuk mengambilnya.

Saat Ramadan tiba, seringkali berbagai barang kebutuhan berganti harga. Hal ini bisa disebabkan memang karena tingginya permintaan, sementara penawaran dari pedagang bersifat tetap. Atau bisa jadi karena adanya pedagang yang nakal. Mereka sengaja menimbun barang agar barang yang beredar di pasar menjadi langka dan akhirnya bisa melambungkan harga.

Dengan jumlah pendapatan yang sama, terkadang kita merasa kesulitan untuk mengatur keuangan agar segala kebutuhan tertuntaskan. Oleh karena itu, kita butuh merencakan pengeluaran keuangan kita saat Ramadan agar tidak terjadi defisit anggaran.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk membantu mengatur keuangan kita selama Ramadan.

Pertama, pahami mana kebutuhan dan mana keinginan. Jika kebutuhan, maka diupayakan untuk segera dipenuhi. Akan tetapi, jika masih berupa keinginan, maka masih bisa ditekan. Kecuali ada surplus keuangan, maka yang termasuk keinginan juga bisa ditunaikan.

Kedua, penuhi kebutuhan sesuai dengan skala kepentingan pemenuhannya. Penuhi kebutuhan yang mendasar terlebih dahulu, selanjutnya baru memenuhi kebutuhan tambahan. Yang termasuk kebutuhan  mendasar adalah pangan, sandang, dan papan.

Pangan, adalah salah satu kebutuhan mendasar agar seseorang dapat bertahan hidup. Sebagai muslim, pilihlah makanan yang halal dan thoyib bagi kesehatan. Makanan tidak perlu mahal. Yang terpenting adalah keberkahan makanan halal yang masuk ke dalam tubuh kita.

Kebutuhan mendasar selanjutnya adalah sandang. Adanya sandang yang layak untuk dipakai merupakan sesuatu yang sudah cukup bagi kita. Sandang tidak harus sesuatu yang baru. Sandang juga tidak perlu yang harganya mahal dan merknya terkenal. Yang terpenting, sandang tersebut nyaman kita gunakan. Dan yang paling utama, karena kita seorang muslim, pilihlah sandang yang bisa digunakan untuk menutup aurat dengan sempurna.

Kebutuhan mendasar berikutnya adalah papan. Hunian yang layak kita butuhkan untuk berlindung dari teriknya siang dan dinginnya malam. Selain itu, fungsi hunian di dalam Islam adalah untuk menjaga aurat penghuninya dari pandangan asing yang bukan mahram.

Jika keuangan belum stabil, menyewa hunian merupakan pilihan bagi kita. Akan tetapi, kita bisa menyisihkan sebagian uang untuk mewujudkan hunian milik sendiri. Pasalnya, harga sewa hunian semakin hari semakin meningkat. Jadi, sebenarnya lebih hemat jika kita memiliki hunian pribadi.

Karena kita adalah seorang muslim, jika kita memiliki rencana untuk membangun atau membeli hunian sendiri, maka pilihlah skema pembangunan atau pembelian yang bebas dari unsur riba, agar hunian tempat tinggal kita penuh dengan keberkahan dan ketenangan.

Kebutuhan akan pangan, sandang dan papan ini adalah jenis kebutuhan yang memerlukan perencanaan yang sifatnya berkelanjutan. Pasalnya, hidup kita bukan berhenti di Ramadan saja. Insyaallah, masih berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Jadi, kita harus merencanakan pengalokasian dana untuk kebutuhan pangan, sandang dan papan ini dengan hati-hati dan bijaksana.

Karena kita sedang berada di bulan Ramadan, maka ada  kebutuhan dasar lainnya yang butuh kita tambahkan. Kebutuhan ini berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban bagi seorang muslim yang mampu. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan berupa zakat fitrah bagi setiap jiwa anggota keluarga kita. Meskipun keutamaan zakat fitrah itu dikeluarkan di akhir Ramadan, akan tetapi, pos keuangan untuk zakat fitrah ini, bisa dianggarkan di awal perjumpaan kita dengan Ramadan.

Setelah kita mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan mendasar, barulah kita menempatkan sisa anggaran untuk kebutuhan tambahan selama bulan Ramadan dan persiapan hari raya. Misalnya, anggaran untuk kue lebaran, THR untuk sanak kerabat, shodaqoh sunnah untuk menambah pahala selama bulan Ramadan, dan lain sebagainya.

Ketiga, menggunakan anggaran secara konsisten sesuai dengan rencana pengalokasian keuangan. Jangan tergiur dengan godaan berbagai iklan selama Ramadan. Sebab, jika kita tidak menggunakan anggaran sesuai dengan perencanaan, bisa jadi ada kebutuhan yang terpaksa tidak bisa terpenuhi dan bahkan bisa defisit anggaran. Akibatnya, kita butuh menggali lubang untuk memenuhi kebutuhan kita selama Ramadan.

Demikianlah beberapa tips mengatur keuangan selama Ramadan agar kita bisa terhindar dari defisit anggaran. Senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah, agar bertambah kebaikan dan keberkahan dalam setiap rizki kita.

Wallahu a'lam bish showab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun