Mohon tunggu...
Lilik Ummu Aulia
Lilik Ummu Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Creative Mommy

Learning by Writing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

War on Terrorism, War Against Islam?

30 Maret 2021   19:36 Diperbarui: 31 Maret 2021   13:05 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bom bunuh diri terjadi kembali di depan Katedral di Makassar, pada 28 Maret 2021 kemarin  (kompas.com, 29/03/2021). Peristiwa bom bunuh diri ini seakan menjadi sebuah pengingat bagi kita bahwa agenda War on Terrorism masih terus berlangsung.

Istilah War on Terrorism (WOT) menjadi perhatian publik sejak peristiwa 9 September 2001 (9/11). Sejak saat itu, istilah terorisme yang bermakna menyebabkan ketakutan, keresahan tidak lagi bersifat umum. Akan tetapi, mulai detik itu, istilah terorisme seakan-akan mengalami penyempitan makna dan dilekatkan khusus untuk Islam.

Sejak agenda WOT digaungkan, George W Bush, Presiden Amerika waktu itu, menerapkan politik "stick and carrot". Bagi negara yang tidak mau bergabung dalam propaganda WOT ini akan mendapatkan "stick", hukuman dari Amerika dan akan dianggap memusuhi Amerika. Pun sebaliknya, bagi negara yang suka rela bergabung dengan kampanye WOT ini, maka mereka akan mendapatkan "carrot", pujian, penghargaan serta dianggap sekutu dari Amerika.

Ray, S. (2017) menulis sebuah artikel yang diterbitkan oleh Sage Journals berjudul "A Crusade Gone Wrong: George W Bush and War on Terror in Asia." Dalam artikel tersebut secara implisit disebutkan bahwa WOT yang dilakukan oleh George W Bush sebenarnya adalah crusade (perang salib).

Saumyajit Ray menjelaskan bahwa perang salib yang dilakukan George W Bush di Afganistan dan Irak telah mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena upaya Amerika memasukkan demokrasi ke Afganistan dan Irak melalui jalan militer justru memunculkan sentimen anti Amerika.

Dengan ungkapan yang berbeda, John Pilger menyebutkan bahwa penyerangan yang dilakukan oleh Amerika terhadap Irak karena Saddam Husein memiliki senjata pemusnah massal hanyalah sebagai alasan pembenaran invasi Amerika terhadap wilayah tersebut pada 2003 (thewest.com.au, 02/10/2012). Pilger menambahkan, bahwa yang paling terdampak oleh WOT adalah umat Islam yang ada di berbagai belahan dunia. Sentimen anti islam dan islamofobia muncul di berbagai negara. Selain itu, sejatinya tidak pernah ada perang melawan terorisme, yang ada adalah perang melawan Islam dengan mengatasnamakan terorisme.

Agenda War on Terrorism, terus berlangsung hingga saat ini. Di masa Presiden Trumph, istilah ini sempat berganti menjadi War on Radical Islamic Terrorism. Dalam hal ini, tampak bahwa Trump semakin memperjelas arah War on Terrorism  sejatinya adalah War on Islam.

Istilah Terorisme mulai disebut-disebut di Indonesia sejak peristiwa bom  bali pada 2002. Sejak saat itu, berbagai peristiwa yang diidentifikasi sebagai aksi teroris yang melibatkan peledakan bom terus terjadi. Opini publik pun seakan-akan digiring bahwa teroris itu identik dengan Islam. Bahkan Islam adalah teroris. Pasalnya, kejadian kekerasan yang melibatkan bukan orang Islam, tidak pernah diberikan label teroris, baik di Indonesia maupun di dunia Internasional.

Bangsa Israel, telah membantai jutaan penduduk palestina sejak 1948, tidak pernah di sebut sebagai teroris. Bahkan, tidak pernah ada seruan War on Terrorism, War Against Israel. Demikian pula dengan Amerika, jutaan penduduk muslim darahnya telah ditumpahkan di wilayah Irak, Afganistan dan berbagai negeri-negeri muslim yang lain, tetapi tidak ada satupun negara yang menyebut Amerika sebagai teroris.

Demikian juga dengan China yang menyiksa bangsa muslim Uighur, tidak ada stempel teroris yang diberikan kepadanya. Begitu pun dengan Myanmar yang melakukan genosida terhadap muslim Rohingnya, mereka tidak dicap sebagai teroris. 

Sama halnya dengan India yang melakukan pembunuhan massal terhadap umat muslim di sana, juga tidak dikatakan sebagai teroris. Hal ini juga berlaku untuk negara-negara Barat yang lain, semisal Inggris, Perancis, Belanda, Australia, dan lain sebagainya. Jutaan nyawa umat terhunus oleh senjata mereka. Tapi mereka tidak disebut sebagai teroris.

Alhasil, War on Terrorism sejatinya adalah War Against Islam?

Wallahu a'lam bish showab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun