Mohon tunggu...
lilik badriyah
lilik badriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perempuan, Aurat, dan Pakaian: Gaya Hidup atau Tanda Takwa?

18 Juni 2025   14:30 Diperbarui: 18 Juni 2025   14:47 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

   

Perempuan, Aurat, dan Pakaian: Gaya Hidup atau Tanda Takwa?

  Dalam Al-Qur’an, perempuan diposisikan sebagai individu yang setara dalam spiritualitas, tanggung jawab, dan kemuliaan, bukan sebagai pelengkap atau subordinat. Kesetaraannya dengan laki-laki tampak dalam hal penciptaan dari nafs wāḥidah, dalam amanah keimanan, serta dalam peluang meraih derajat takwa. Ini menjadi fondasi penting dalam memahami perintah menjaga aurat dan adab berpakaian: bukan karena perempuan lemah, melainkan karena ia berharga. Konsep pakaian dan aurat dalam Islam bukan sekadar aturan luar, tetapi cerminan dari penghormatan terhadap identitas, kehormatan dan dari ketiganya: perempuan, aurat, dan pakaian, menjadi tema besar yang tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tetapi juga menampilkan dinamika antara agama, budaya, dan cara pandang sosial yang terus berkembang.

Konsep Penciptaan Perempuan: Nafsin Wahidah sebagai Asal Usul

Al-Qur’an menyatakan dalam QS. An-Nisā’ ayat 1:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari satu jiwa dan dari padanya Dia menciptakan pasangannya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak." (QS. An-Nisā’: 1)

            Ayat ini mengisyaratkan bahwa perempuan dan laki-laki berasal dari unsur yang sama nafs wāḥidah, yang menjadi dasar kesetaraan martabat keduanya di hadapan Allah. Ini merupakan pembelaan tegas terhadap anggapan bahwa perempuan diciptakan dalam posisi yang lebih rendah atau hanya sebagai pelengkap laki-laki. Namun, dalam tradisi masyarakat, berkembang pula narasi bahwa perempuan, dalam hal ini Hawa juga iciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, merujuk pada hadis yang menyebutkan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Sebagian menafsirkan ini sebagai simbol kelembutan dan keistimewaan perempuan, namun tidak sedikit pula yang memaknainya secara literal. Apapun perbedaannya, ayat ini menegaskan satu hal: bahwa laki-laki dan perempuan memiliki tanggung jawab yang sama sebagai hamba dan khalifah di bumi.

Busana dalam Al-Qur’an: Antara Fungsionalitas dan Spiritualitas

            Busana dalam perspektif Al-Qur’an tidak sekadar pelindung fisik, tetapi juga cerminan nilai-nilai spiritual. Firman Allah dalam QS. Al-A‘rāf ayat 26 menegaskan:

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ

"Wahai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan sebagai perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang terbaik." (QS. Al-A‘rāf: 26)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun