Mohon tunggu...
Lilih Wilda
Lilih Wilda Mohon Tunggu... lainnya -

Ho ho ho

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Perempuan Perkasa yang Aku Panggil Uwak

18 Agustus 2012   08:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:35 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kisah perempuan heroik yang kita kenal, sebut saja wonder woman, cat woman dan banyak lagi. Selain kisah fiktif ada juga perempuan perkasa yang dikenal dunia karena kehebatanya, sebut saja Aung San Suu kyi, seorang aktivis prodemokrasi asal Myanmar. Ada pula perdana mentri inggris yang merupakan perempuan satu-satunya yang menduduki jabatan tersebut. Margaret Thatcernamanya dikenal dengan sebutan iron lady karena sikap kerasnya terhadap komunis.

Di indonesia, kita juga mengenal beberapa tokoh pahlawan perempuan, seperti RA Kartini yang terkenal dengan bukunya yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang, selain itu ada juga Cut nyak dhien, Cut Nyak Meutiea, dan banyak lagi yang lainnya. Mereka terkenal karena aksi kepahlawanan di jamannya.

Sekarang ini, di jaman serba modern, peran perempuan semakin penting. Selain sebagai ibu rumah tangga, perempuan juga menjadi sosok yang ikut bertanggung jawab untuk mencari nafkah. Pekerjaan perempuan semakin beragam, bahkan bisa terasa lebih berat dari pekerjaan laki-laki.

Untuk cerita yang satu ini, aku akan berkisah tentang seorang perempuan yang bertangan besi, yang membuat dunia gelap menjadi terang dan merupakan pahlawan bagi keluarganya. Perempuan perkasa itu aku panggil uwak. Dia tinggal tidak jauh dari rumahku, dia sering membantu pekerjaan rumahku.

Dulu sewaktu aku masih repot mengurusi bayi kembar, aku dibantu oleh uwak yang bertugas menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti mencuci, menyetrika dan beres-beres rumah. Pekerjaan ini selalu selesaikan oleh uwak dengan baik.

Dari situlah aku menjadi tahu keperkasaan uwak. Uwak menikah dengan seorang laki-laki yang sudah lama menganggur. Karena suami uwak tidak berpenghasilan, uwak harus turun tangan memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pekerjaan apapun dilakoni uwak tanpa malu dan tanpa lelah.

Uwa memiliki empat orang anak, semua anak uwak bersekolah. Ketiga anak uwak kini sudah menikah dan telah mempunyai keluarga sendiri, tinggal satu anaknya yang masih duduk di bangku SMP. Menurut uwak, beban hidupnya sekarang ini agak ringan, dulu uwak harus lebih bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan seperti uang sekolah, uang jajan semua anaknya, juga memenuhi makan semua anggota keluarganaya.

Mulai dengan berjualan pecel di rumah, ikut membantu ibuku yang seorang tukang jahit, menjadi tukang cuci, dan menjadi pembantu rumah tangga pada saat yang bersamaan. Untuk itu dia harus mengatur waktu baik-baik. Capek sepertinya sudah jauh dari dirinya, yang penting anak-anaknya bisa hidup layak seperti anak lainnya.

Sekarang selain bekerja padaku, uwak juga masih saja menerima  pekerjaan bila ada tetangga lain yang menyuruhnya mencuci, ataupun menyuruh menyetrika, seperti tidak ada capeknya. Semua itu dijalani karena untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Walau kadang upahnya kecil. Menurutnya biar kecil yang penting ada untuk makan anak-anaknya.

Uwak yang perkasa tetap santun pada suaminya, tetap memperhatikan kebutuhannya yang kadang membuat kita yang melihat menjadi geram. Hanya saja uwak bilang, "kalau  mau meninggalkan suami bukan sekarang waktunya, kenapa enggak dari dulu saja, ketika anak-anak masih kecil. Sekarang sudah terlambat untuk menyesali semua, jadi semua harus dijalaninya dengan ikhlas" ujarnya.

Uwak yang bekerja sana-sini ternyata masih bisa memenuhi kebutuhan rumahnya. Seperti lebaran kali ini (yang akan dirayakan besok 19 Agustus 2012) tetap saja di rumahnya penuh dengan kue-kue lebaran hasil dari tangannya. hmmm gak ada capeknya nih si uwak, sepertinya layak aku beri gelar perempuan perkasa.

*Selamat idul fitri semua,, mohon maaf lahir batin*

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun