Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Para Pengganggu Kecil

5 Mei 2020   17:01 Diperbarui: 5 Mei 2020   17:07 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pexels.com/Ali Arapoglu

suatu petang di dekat gerbang perumahan sederhana
pada sebuah musala kecil dengan lampu-lampu yang mulai menyala
terdengar lengking gaduh dan gelak tawa riuh
anak-anak melonjak-lonjak dengan tubuh berbalur peluh

muazin yang merangkap marbot
matanya terus-terusan melotot
putus asa menenangkan bocah-bocah yang tak punya rasa lelah
tak henti berulah di sela-sela saf para jemaah

bapak-bapak berebut tempat di pojokan
menghindar dari tubuh-tubuh kecil yang tak bisa diam
berusaha khusyuk dalam sujud dan doa-doa
di tengah bising suara-suara yang tak jeda mengusik telinga

seulas kisah masa riuh yang belum lama menjauh

dan kini musala mungil itu terlihat lengang
pengganggu-pengganggu kecil tak tampak berlalu-lalang
mereka beribadah dan bermain di rumah-rumah
sang muazin sendirian mengumandangkan azan dan ikamah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun