Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jika Menulis Bisa Meningkatkan Kekebalan, Alangkah Baiknya Kita Lakukan pada Masa Pandemi Corona

5 April 2020   19:43 Diperbarui: 7 April 2020   20:34 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pexels.com/cottonbro

Sementara berbagai berita mengabarkan banyak pihak mengungkapkan bahwa salah satu cara menghindarkan diri dari serangan covid-19 yang tengah menjadi pandemi adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh. 

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa sesuai hasil kajian Pennebaker, aktivitas menulis bisa kita jadikan sebagai sebuah jalan menjauhkan diri kita dari "jamahan" virus Corona. 

Perkara Menulis yang Menimbulkan Beban Pikiran 

Namun tak jarang yang terjadi justru kebalikan dari kondisi di atas, menulis malah membikin hati jadi panas. Keinginan menulis demikian kuat menyepak-nyepak niat, tetapi apa daya ide yang diharapkan tak segera mencuat. Maka, belum mulai beraksi sudah nyerah duluan. 

Bahkan ketika telah menemukan gagasan dan proses menulis telah berjalan, tetap saja banyak hambatan. Acap kali kepala terasa pening memikirkan tanda baca dan ejaan. Alhasil, kegiatan menulis bukan menyehatkan, melainkan menambah alasan untuk berhenti saja dan tak hendak melanjutkan. 

Belum lagi masalah yang berhubungan dengan ketenangan hati. Mana mungkin menerbitkan tulisan-tulisan yang berisi trauma yang hanya akan memalukan diri. Apa kata orang nanti. Waduh, ternyata kegiatan menulis itu banyak sekali "musuh"-nya ya. 

Nah, jika hal seperti itu yang kita hadapi, sepertinya ada beberapa nasihat para ahli yang terlewati. Tak ada salahnya bagi kita untuk mencari cara dan mencobanya lagi. 

Usaha pertama yang bisa kita lakukan menyangkut tetek bengek aturan penulisan. Nasihat orang yang kompeten dalam bidang ini, alirkan saja tulisan kita, jangan pedulikan ejaan, tanda baca dan kosa kata. Begitulah cara menulis yang kabarnya bisa melepaskan tekanan batin yang masih tersisa. 

Lha, kalau menulis asal-asalan seperti itu, kan malu bila ditayangkan di media. Menulis untuk konsumsi publik tentu saja lain persoalan. Untuk menayangkan tulisan-tulisan yang menarik, di Kompasiana misalnya, tentu saja  banyak faktor yang mesti diperhatikan. 

Namun sebenarnya kita tetap bisa bersikap tenang dan terus mengalirkan tulisan-tulisan kita. Semoga cara seperti ini benar-benar bisa menurunkan kegelisahan dan kekhawatiran. Syukur-syukur bisa membantu kita meningkatkan kekebalan sesuai hasil riset yang telah saya paparkan. 

Setelah aliran tulisan berhenti pada suatu titik, kita bisa kembali menelusurinya dari mula hingga penghabisan. Kesempatan inilah yang bisa kita gunakan untuk mengutak-atik dan memperbaiki kosa kata, tanda baca dan ejaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun