Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

6 Hal Unik Menuju Sekolah, dari Pasar Murah hingga Aspal Ramah

22 November 2019   15:34 Diperbarui: 22 November 2019   23:03 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Dan, di halaman-halaman sekolah atau di tempat-tempat yang telah diperjanjikan lainnya, bertemulah penjual dan pembeli. Maka sejak saat itu  terbentuklah pasar-pasar baru dengan berbagai komoditi yang diperdagangkan.

Mulai pasar sprei hingga pakaian dan asesoris wanita. Dari pasar bawang goreng sampai pasar gula aren. Dan adakalanya kita bisa menemukan jenis pasar yang bisa mendukung cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni emak-emak melek literasi yang berjual beli buku-buku.

4. Jadi belanja, deh!

Saat penjemputan pada siang atau sore hari, adakalanya anak-anak merengek minta dibelikan minuman ringan karena kehausan. Orangtua yang tak tega akan mengiyakan permintaan anaknya. Masuklah mereka ke koperasi sekolah atau sebuah mini market di pinggir jalan.

Ketika keluar dari pintu koperasi atau toko swalayan, si anak memegang sebuah teh kotak dengan sedotan menempel di mulutnya. Sementara itu kedua lengan ayahnya menenteng bungkusan plastik berisi biskuit, kacang kulit, kopi sasetan, pisau cukur, perlengkapan mandi dan entah apa lagi. 

Lha, Bapak mau menjemput anak sekolah apa belanja bulanan?

5. Kalau hujan, mantelnya untuk siapa?

Pada musim kemarau seperti yang sudah atau akan kita lewati, urusan pengantaran dan penjemputan sekolah tak membawa masalah. Namun harap waspada, saat butir-butir air dari langit mulai mengguyur bumi menandai awal musim penghujan.

Seringkali, jumlah mantel yang tersimpan di bawah jok sepeda motor tidak mencukupi. Celakanya lagi, mantelnya bermodel baju dan celana. Jika hujan yang cukup lebat tiba-tiba menyapa ketika kita baru keluar dari gerbang sekolah, lalu mantel satu-satunya yang tersedia untuk siapa?

Jangan sampai nasib buruk yang menimpa Nasruddin Hoja terjadi pada kita. Sudah tahu cerita Nasrudin Hoja yang pergi ke pasar bersama seorang anaknya dengan membawa seekor keledai yang akan dijualnya?

Ketika di awal perjalanan mereka berdua berjalan kaki sambil menuntun si keledai, orang yang dijumpai di jalan mengatakan bahwa Nasruddin sangat bodoh tak memanfaatkan sumber daya keledai untuk dinaiki. Maka naiklah mereka berdua ke punggung keledai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun