Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kebun Tebu di Tepi Dusun

20 November 2019   08:13 Diperbarui: 20 November 2019   08:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: tribunnews.com

Mengenang hamparan tanah luas
Berderet tanaman dengan batang-batang berbuku-buku keras
Tersua bagai lahan tak berbatas
Lekat dalam ingat, tegas membekas

Masa kecil kami jalani
Dalam lingkup dusun mungil nan sunyi
Bocah-bocah desa miskin informasi
Tak mengenal petak-petak besar tanah dalam dekapan monopoli

Anak-anak desa hanya berprasangka
Jiwa bersih tak dihantui dosa
Kami mengambil sedikit saja
Hanya sejumput dari hamparan luas tak terkira

Matahari redup menjelang petang
Usai sudah berebut bola di tanah lapang
Tubuh menyeluduk mata nyalang
Rabut tanaman tebu barang satu dua batang

Rimbun ladang ketela gelap nyaris pekat
Lidah-lidah mungil menyesap manis rasakan nikmat
Selingan kecil pahitnya hidup melarat
Lelah mengejar nasib berbekal urat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun