Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hitung-hitungan Manusia

28 Maret 2019   18:01 Diperbarui: 28 Maret 2019   18:09 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Kita merasa lazim saja menyaksikan orang kaya tertawa gembira. Jamak pula melihat orang melarat bermasam muka. Sesekali kita tergemap sesaat mendapati senyum mengembang di bibir kaum papa. Serasa ada yang ganjil, seakan-akan golongan marginal tak berhak menyandang atribut bahagia.

Adakalanya tidak terpikirkan oleh nalar manusia, cleaning service di kantor-kantor tampak riang dalam cakap angin membincang apa saja. Justru para eksekutif di gedung yang sama acap kali uring-uringan, murka entah kepada siapa. Bukankah kemapanan hidup telah tergenggam di tangan? Haruskah batin selalu dirundung cemas yang berlebihan?

Tukang parkir, buruh bangunan, penjual siomay keliling atau tukang asongan harus berjibaku mengumpulkan sereceh demi sereceh pendapatan. Tak jarang di balik kelelahan fisik terlukis di wajah semburat kegembiraan. Kata orang bijak, itulah matematika Tuhan. Sungguh berbeda ketika manusia yang membuat hitung-hitungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun