Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan Seperti Memahami

19 Maret 2019   12:35 Diperbarui: 19 Maret 2019   13:02 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan seperti mewakili banyak hati
Turun sepanjang hari tanpa henti
Mulai senja hingga petang kembali hadir
Jeda sejenak menahan getir

Hujan di sini hanya rintik-rintik berirama duka
Turut merasakan pedihnya lara
Hujan hadir tak diiringi dentum guruh
Seperti sedang memahami jiwa-jiwa yang trenyuh

Rinai hujan mengiring berbagai kisah pilu
Bencana alam dan petaka kemanusiaan
Seolah dipandu oleh seorang dirigen hingga padu
Menyambang beriringan

Tetumbuhan basah oleh air yang menitik pelan
Kita bisa menahan tetes air dengan payung atau jas hujan
Di bagian bumi lain tanah-tanah lengas oleh luapan air mata
Kita tak kan mampu mengusapnya dengan sapu tangan kita

Ledakan di ujung negeri menyisakan lubang besar di tanah, juga rongga dada yang terbelah
Dengan apa kita hendak menambalnya?
Gelontoran mesiu di benua seberang membuat lantai masjid berjebai darah
Dengan apa mereka mau membasuhnya?

Penyakit jiwa memang tak mengenal trah
Bisa merasuk kepada siapa saja
Ia juga tak menandai sebuah wilayah
Sesukanya datang ke bagian dunia mana saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun