Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan yang Bersahaja

22 Desember 2018   21:22 Diperbarui: 22 Desember 2018   21:48 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu bukanlah seorang wanita bertitel sarjana. Bukan pula sesosok bunda yang sarat dengan piagam seminar parenting dan semacamnya.

Ibu hanyalah bagian dari kebanyakan orang desa yang sedikit mengenyam pelajaran menulis dan membaca. Maka ia mendidik keturunannya sekadar mengikuti tradisi yang diwariskan pendahulunya.

Ibu adalah jenis orang tua yang akan menyalahkan benda-benda di sekelilingnya kala anak balitanya tersandung kaki meja. Atau memarahi binatang-binatang kecil yang kebetulan melintas di hadapannya.

Ibu hanya seorang perempuan dari dusun yang tak paham ilmu fisika atau matematika. Karena pekerjaannya menanam cabai dan menyiangi rumput liar di sekelilingnya.

Oleh karenanya, ibu tak pernah bisa membantu anak-anaknya menyelesaikan tugas-tugas sekolah mereka. Sebab ilmu yang dibutuhkan tak diajarkan di bangku sekolah rakyat pada zamannya.

Tak bermaksud mendatangkan derita bila suatu saat ibu menyajikan makanan berpengawet atau berpewarna. Ia hanya melakukan apa yang dipikirnya akan menyenangkan buah hati kesayangannya, dengan segala keterbatasannya.

Seperti umumnya perempuan desa, ibu tak sempat pergi ke kota merawat diri di salon atau sauna. Sebab, meskipun ada sedikit simpanan di bawah bantal, ia akan membelanjakannya untuk beberapa butir telur sebagai lauk makan malam penambah gizi putra-putrinya.

Hidup ibu jauh dari gemuruhnya hiburan serta hiruk-pikuk perbincangan masalah politik dan tata negara. Karena yang ia pahami sebagai tugasnya adalah menyiapkan kebutuhan keluarganya.

Ibu hanyalah seorang perempuan amat bersahaja. Namun tak pernah sedikitpun terlintas di hati kami keraguan akan kasih sayangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun