Mohon tunggu...
Liliek Purwanto
Liliek Purwanto Mohon Tunggu... Penulis - penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Humor

Antara Macet di Jalan dan Macet di Laptop

13 Desember 2018   08:04 Diperbarui: 13 Desember 2018   09:54 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana macet umumnya sangat akrab dengan penduduk kota besar dan lebih khusus lagi kota metropolitan Jakarta. Setiap membincang Jakarta, salah satu pokok bahasan utama yang nyaris tak pernah ketinggalan menyangkut kemacetan lalu lintas.

Ulasan mengenai berbagai penyebab kemacetan lalu lintas telah banyak disajikan. Beberapa di antaranya misalnya kapasitas jalan raya yang tak mampu menampung populasi kendaraan, kondisi kendaraan yang berisiko hingga faktor pengemudi yang kurang memiliki kecakapan atau suka melakukan pelanggaran lalu lintas.

Dampak yang ditimbulkan kemacetan lalu lintas pun bermacam-macam. Bagi para pengguna jalan, kemacetan berpengaruh pada fisik maupun psikis mereka. Badan penat dan hati dongkol umumnya menghinggapi raga dan jiwa mereka.

Sementara itu, penduduk sekitar jalan raya merasakan dampak buruk kemacetan berupa berbagai macam polusi, mulai polusi suara hingga polusi udara. Rasa sumpek pun acap kali menghinggapi mereka.

Barangkali hanya sedikit orang di antara para terdampak kemacetan itu bisa mengambil manfaat dari kondisi demikian. Sebut misalnya pedagang asongan yang menumpukan rezeki mereka dari jalanan. Ada pula yang mampu mengambil hikmah atas ketidaknyamanan ini. Sebagai contoh, penumpang mobil yang menambah wawasan dengan mendengarkan ceramah atau motivasi, berzikir, atau membaca buku.

Menghadapi kondisi kemacetan demikian, banyak inisiatif atau kreativitas untuk mengatasinya, atau lebih tepatnya untuk melupakannya sejenak. Yang paling banyak dilakukan orang adalah bermain gawai (bisa main gim, ber-sosmed ria, dan mungkin ada juga yang baca-baca artikel atau novel).

Tidak hanya dirasakan pengguna jalan raya, kemacetan dengan berbagai tingkatan juga kerap melanda para penulis. Meskipun ada bermacam-macam media untuk menulis, untuk menyederhanakan masalah, saya menyebutnya macet di laptop.

Nah, sekarang saya akan mencoba membandingkan masalah kemacetan lalu lintas dengan kemacetan di laptop. Ada beberapa persamaan dan perbedaan antara macet di jalanan dan macet di laptop.

Persamaan macet di jalan dengan macet di laptop di antaranya:

  • Adanya faktor hambatan yang menyebabkan kemacetan, misalnya macet di jalan karena jalanan rusak, sedangkan macet di laptop akibat pikiran yang sedang sumpek.
  • Dilihat pada sisi dampak yang ditimbulkannya, kedua jenis kemacetan itu bisa memunculkan rasa geram dan ketidakpastian.
  • Pada faktor langkah atau solusi yang diambil untuk mengatasi kemacetan bisa terdapat persamaan, misalnya mendengarkan musik.

Sementara itu, ada banyak perbedaan yang terjadi pada dua jenis kemacetan itu, antara lain:

  • Perbedaan pada faktor penyebab terjadinya kemacetan. Banyak faktor yang menjadi penyebab kemacetan lalu-lintas, misalnya kapasitas dan kondisi jalan, kondisi kendaraan dan kemampuan pengemudi. Sementara itu, umumnya kemacetan dalam dunia tulis-menulis terletak pada kemampuan si penulis dalam menangkap dan mengembangkan ide.
  • Pada sisi dampak yang ditimbulkan, kemacetan lalu lintas bisa menyebabkan keterlambatan dan pemborosan serta banyak dampak lain yang umumnya tidak menguntungkan. Sementara itu, kemacetan menulis bisa mengakibatkan turunnya produktivitas seseorang, dan bagi yang menjadikan dunia ini sebagai sumber nafkah, bisa jadi kepul asap dari dapur tersendat.
  • Upaya untuk meminimalisir dampaknya pun berbeda. Saat kita terjebak kemacetan di jalan raya, kita tidak leluasa berjalan-jalan mencari inspirasi karena kendaraan tengah mengurung fisik kita. Sementara itu kemacetan di laptop masih menyisakan kebebasan orang yang terjebak di dalamnya. Menghadapi kemacetan di laptop, orang bisa mencari inspirasi dengan berbagai cara, seperti membaca buku, jalan-jalan di taman,nonton film, dan lain-lain.

Jalan keluar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun