Tangerang, 30 April 2022
Hai, Lanny.
Apa kabar? Bagaimana kabar anak-anak dan suami? Apa semua hal masih dalam kendali?
Kabar kami di Tangerang sehat. Saya masih tetap menekuni pembuatan buku untuk anak-anak, sedangkan Ophel menjalani usaha pemeliharaan anjingnya. Kedua usaha itu mulai agak naik grafik penjualannya, dan kami bersyukur untuk itu.
Kenalan kami terus bertambah di tempat ini. Suka dan duka silih berganti, seperti musim yang pasti datang dan pergi. Tapi satu hal yang pasti, Tuhan selalu baik dan tetap baik untuk kami berdua.
Lan, kali ini ada banyak hal yang ingin saya bahas dengan kamu. Tapi, pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat Hari Kartini. Semoga kita, kaum perempuan, dapat berpikir maju seperti Kartini.
Bicara tentang berpikir maju, semaju-majunya pikiran kaum wanita, tentu jangan sampai keluar dari konteks Kitab Suci. Dalam Kitab Suci apapun, tugas utama perempuan adalah sebagai “seorang penolong”. Sehingga, jika perempuan tidak mengurus keluarganya dengan baik, menurut saya, dia sudah menyimpang dari konteks Kitab Suci.
Jika saya meminjam istilah meditasi, maka seorang perempuan kiranya adalah orang yang ahli menjaga keseimbangan dirinya. Seimbang menempatkan dirinya sebagai manajer rumah tangga, dan juga seorang pekerja. Sehingga anak dan suami tidak menjadi korban di atas mezbah persembahan “karir”.
Tanggal 23 Maret 2022, saya mengikuti The LANCET Webinars. Temanya yaitu Gender equality today for a sustainable tomorrow. Di acara itu, peran wanita untuk kelangsungan “greening” dibahas dengan cara yang menarik.
Memberdayakan perempuan dalam “greening” berarti mendorong perempuan untuk aktif berkontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan, pengobatan, dan kesehatan global. Dengan demikian, kehidupan umat manusia akan menjadi lebih baik. Sedangkan peran terminim perempuan dalam “greening” adalah mengedukasi keluarganya.