Mohon tunggu...
Lilia Gandjar
Lilia Gandjar Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat aksara dan pencinta kata-kata.

Penyuka dunia tulis menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pengalaman Menerapkan Seni Hidup Minimalis

17 Mei 2022   15:00 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:27 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan apa yang tidak dibutuhkan, saya tidak mau pusing memikirkannya, sekalipun semua orang di sekeliling saya memilikinya.

Puji Tuhan, jika Maret 2022 ini berkat Tuhan tiba-tiba berlimpah. Tanpa diduga, tidak diharapkan, terpikir pun tidak pernah. Datangnya pun tak diundang.

***

Tidak dapat dipungkiri jika uang memang salah satu faktor bahagia. Banyak hal yang dapat dibeli dengan uang, untuk membuat diri sendiri dan orang-orang yang disayangi bahagia.

Di sisi lain, cinta uang adalah akar kejahatan. Bukan hanya jahat terhadap orang lain, justru kejahatan terkejam adalah terhadap diri sendiri atau keluarga sendiri.

Demi uang, seseorang dapat memaksa dirinya terus menerus bekerja. Demi uang, seorang ibu tega meninggalkan anaknya yang sedang sakit. Demi uang, begitu banyak anak yang hidup dalam kemewahan namun terlantar jiwanya.

Cinta uang, membuat seseorang tidak pernah puas. Ingin lebih banyak, ingin lebih lengkap, ingin lebih mewah, dan tuntutannya semakin meningkat.

Tidak salah jika seseorang menginginkan uang. Ingin sukses, ingin kaya, ingin ini dan itu. Semuanya itu hal yang wajar.

Keinginan untuk menjadi lebih baik justru berguna untuk memacu hidup seseorang. Agar dia menjadi versi terbaik dari dirinya. Menggunakan seluruh talenta yang Tuhan berikan.

Sisi positif lainnya, kesuksesan seseorang akan memberi kontribusi pada kehidupan orang lain. Yang akibatnya, roda perekonomian di sekitarnya menjadi lebih baik.

Hanya saja, yang harus diantisipasi dari "ingin lebih baik" yaitu pemujaan uang, motivasi dan tujuan membelanjakan uang, dan gaya hidup hedonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun