Mohon tunggu...
Lili DasaPutri
Lili DasaPutri Mohon Tunggu... Dosen - Dosen PLS FIP UNP

Dosen PLS FIP UNP

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dilema Kurir di Balik Semaraknya COD

30 Juni 2021   21:14 Diperbarui: 30 Juni 2021   21:36 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilema Kurir dibalik Semaraknya COD

Belanja online sedang mewabah di kalangan masyarakat, masyarakat diberikan kemudahan untuk berbelanja barang yang dia inginkan. Belakangan kita dihebohkan dengan video yang melihatkan respon pembeli kepada kurir yang tidak terima atas barang yang dia terima. 

Belanja online saat ini sudah sangat merebak dikalangan masyarakat, baik di kota, desa bahkan sudah merasuk ke daerah perkampungan yang didukung oleh sinyal dengan operator jaringan yang kuat. berbagai kemudahan ditawarkan kepada masyarakat untuk belanja online, mulai dari memilih barang dari berbagai ukuran, merek, warna dan variasi lainnya sesuai dengaa n keinginan pembeli. Selain itu, kemudahan lain yang ditawarkan pembeli adalah berbagai metode pembayaran, ada via transfer atau cash on delivery (COD).

Metode pembayaran yang ditawarkan pastinya juga memiliki kelebihan dan kekurangan, transfer misalnya. Pembeli akan menerima barangnya apabila telah melakukan transfer sejumlah uang sesuai harga barang dan ongkos kirim barang yang ia pesan kepada rekening seller. 

Selanjutnya metode pembayaran yang saat ini menjadi primadona bagi pembeli adalah COD, yang mana uang akan diberikan apabila barang telah diantar kurir melalui ekpedisi yang dipilih. Keuntungan dari metode ini adalah pembeli tidak perlu repot untuk transfer dulu, barang sampai baru dibayar.

Kondisi ini medatangkan dilema atau tantangan bagi si kurir yang mengantar barang kepada pembeli yang menggunakan sistem COD. 

Banyak kurir yang menjadi sasaran oleh pembeli karena barang tidak sesuai dengan orderan. Kurir hanya mengantar barang kepada pembeli di bawah perusahaan ekpedisi seringkali mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan dari pembeli. 

Ini dilihat dari beberapa video yang beredar, beberapa orang kurir mendapatkan perlakuan tidak enak seperti dicaci maki, dimarahi dan bahkan diancam dengan senjata tajam hingga berakhir di laporan kepolisian dari ekpedisi dimana tempat kurir bekerja dengan pembeli yang melakukan pengancaman. 

Dalam hal ini sebagai masyarakat yang sudah maju tentunya juga harus dibarengi dengan kemajuan untuk mengetahui aturan sistem pembayaran dari belanja online tersebut sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. 

Disamping itu, seller selaku penyedia barang yang dibeli oleh masyarakat juga harus jujur dan transparan terhadap barang yang ia jual sehingga pembeli tidak kecewa. 

Hal ini bisa menjadi pelajaran kepada masyarakat luas agar dapat menjadi smart buyer yang artinya lebih teliti dalam melihat barang dan aturan pembelian. Kepada penjual juga harus mampu transparan dan terbuka serta lebih detail dalam memberikan info terkait barang yang dijual sehingga kurir tidak lagi mendapatkan kendala dalam mengantarkan barang kepada pembeli.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun