Mohon tunggu...
Mohammad Iman Mahlil
Mohammad Iman Mahlil Mohon Tunggu... Auditor - Fraud Examiner and Investigator

Sudut pandang kita berbeda, bahkan data yang sama bisa diartikan berbeda. Mari kita analisa data bersama walaupun interpretasi berbeda

Selanjutnya

Tutup

Money

Garuda Indonesia Kehilangan 3 Juta Penumpang? Berikut Data Performa yang Seharusnya Semua Orang Tahu

19 Juli 2019   12:07 Diperbarui: 19 Juli 2019   23:16 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)

Setelah Direksi dan Komisaris Garuda Indonesia kena denda, kemudian Pengadilan Federal Australia sempat mendenda Garuda Indonesia 19 Juta dolar Australia, selanjutnya heboh masalah Pramugari menunjukkan daftar menu di kelas bisnis dengan tulisan tangan, dan berikutnya Garuda Indonesia sempat melarang berfoto di dalam pesawat, kali ini kita coba bedah bagaimana performa Garuda Indonesia.

Kita awali Growth Indicator ini dengan Passanger Yield (USc), Passanger Yield is average fare per passenger per mile (tarif rata-rata perpenumpang permil). Pada grafis di bawah terlihat bahwa passanger yield secara trend meningkat (trend meningkat pada pada Passanger Yield bukan menggambarkan suatu prestasi namun menunjukkan peningkatan harga terbang permil/orang), terdapat kenaikan 41,65% dari tahun 2018 ke 2019, namun jika diperhatikan pada tahun 2018 di bulan Juli terdapat trend menurun hingga Oktober, kita harapkan segera muncul trend menurun pada tahun 2019.

Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)
Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)

Kemudian kita akan membahas Seat Load Factor (SLF) atau Tingkat Keterisian Kursi. Secara trend, SLF Garuda Indonesia juga menurun, bahkan Mei 2019 SLF Garuda Indonesia 62,40%. Anda bisa lihat pada grafis di bawah ini :

Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)
Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)
Bulan Mei 2019 (data terbaru yang ada pada saat artikel ini dibuat) merupakan SLF terendah Garuda Indonesia selama satu tahun ini, penurunannya 8,94% dibandingkan tahun lalu pada bulan yang sama (bagi yang terbiasa membaca angka perbandingan akan menyebutnya yoy atau year on year).

Tarif rata-rata penumpang/mil naik, kemudian tingkat kepenuhan kursi turun, kita akan membahas hal lain, bagaimana dengan jumlah Penumpang yang dibawa atau disebut Passanger Carried? Sama seperti indikator yang lain, Passanger Carried belum menunjukkan angka yang menyenangkan bagi Garuda Indonesia, trend penumpang dalam kondisi menurun sebesar 33,40%. Jika dalam angka, terjadi penurunan 1.074.560 penumpang antara Mei 2018 dan Mei 2019 (bukan penurunan kumulatif, perbandingan bulan yang sama pada tahun berbeda). Mei 2018 penumpang Garuda Indonesia 3.217.428, pada Mei 2019 2.142.868. 

Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)
Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)

Apakah anda menjadi penasaran sebenarnya berapa besar penurunan penumpang Garuda Indonesia? Laporan yang tersedia hanya baru sampai 2019, kita coba membandingkan antara Januari sd Mei 2018 dan Januari sd Mei 2019, terjadi penurunan penumpang dengan total 3 juta orang, seperti yang terlihat berikut :

Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)
Sumber gambar : Pribadi (olahan data dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia)

Kemana perginya 3 juta orang tersebut? Apakah mereka memilih maskapai lain? Ataukah kita seharusnya bertanya : "Kemana yang 5 juta orang tadi?", karena bukankah setiap tahun ada peningkatan traveller. Tentu banyak hal yang berpengaruh, jika kita lihat pada CASK, maka trend CASK juga meningkat, CASK adalah Cost per Available Seat-Kilometer, namun tidak sesignifikan indikator lainnya. Saat ini Garuda Indonesia benar-benar harus berbenah, pemberitaan yang buruk (apalagi itu fakta) bukan ditanggapi dengan melaporkan balik (walaupun disebutkan bukan dilaporkan secara resmi oleh manajemen) namun dengan perbaikan. Bagaimanapun, saya lebih nyaman naik Garuda Indonesia dibanding maskapai lain di negera ini. Data-data diatas diolah dari Monthly Operating Data Investor Relation Garuda Indonesia.

Untuk menjawab judul diatas, Garuda Indonesia tidak kehilangan penumpang, namun mengalami penurunan sebanyak 3 juta penumpang di periode Januari-Mei 2019 jika dibandingkan dengan Januari-Mei 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun