Mohon tunggu...
Kholilatul Ummah
Kholilatul Ummah Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat Perempuan

Love Allah, love Muhammad, love Islam, love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Min Ahli Laailaha Illaallaah

9 Juni 2021   12:11 Diperbarui: 10 Juni 2021   01:31 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
facebook tasawuf undergroud

Jika diri kita sudah pernah merasakan ditinggal mati oleh seseorang yang kita sayangi dalam kehidupan di dunia ini, meski katakanlah itu hanya ditinggal secara fisik, dan secara batin sesungguhnya antara kita masih tetap menyatu pikiran, perasaan, dan ingatan kita dalam setiap doa yang tiada henti,  malahan terasa semakin didekatkan lagi.
Maka jiwa kita pun akan masuk dalam tahap ditempatkan dan dihadapkan pada cermin, dimana kita telah menyaksikan betapa Allah SWT. Maha Kuasa atas segalanya, iya atas segala-galanya, tanpa terkecuali.

Hidup kita pernah di alam ruh, dimana secara primordial kita mengakui bahwa ALLAH adalah Tuhan kita, "alastu birobbikum, qoluu balaa syahidna". (Bukankah aku ini Tuhanmu?, Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi). Namun dalam memori kita seperti lupa, persisnya kapan itu?, dan bagaimanakah saat itu?. Itulah tanda betapa sangat lemahnya diri kita sebagai manusia, yang tidak mampu mengingat apa-apa yang terjadi sebelum di alam dunia ini.

Jangankan mau mengingat-ingat saat itu?, saat kita menjadi janin di rahim ibu, dilahirkan menjadi bayi, lalu remaja, dewasa, hingga tua kita saat ini saja tidak semuanya bisa kita ingat. Dan selalu akan lebih banyak yang tidak kita ingat. Bisa kita bayangkan bagaimana fullnya memori kita jika semua yang telah berlalu masih kita ingat. Bagaimana jika sistem memori kita tidak dibuat lupa?. Ada yang perlu diendapkan (tersimpan), ada juga yang harus hilang (dibuang atau dihapus). Sangat mungkin memori kita jadi cepat error, seperti lola _loading lama_, salah pandang, salah paham, tidak nyambung, dan lain-lainnya. Semata kurang bekerjanya daya management dan maintenance dalam diri kita, hingga mudah kehilangan arah hingga salah arah. Kita menjadi gagal fokus hingga akhirnya diri tidak terkendali, tidak terkenali, dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sesuai identitas asli manusia sebagai hamba-NYA yang mencerminkan cahaya _FITRAH ILAHIAH_

Diri kita ini senyatanya setiap saat memang selalu butuh proses pembersihan, pengurangan beban, penataan kembali data-data file kita yang berserakan. Kondisi ini mirip halnya bila terjadi pada gadget kita, jika full memori mulai error atau sering berkurang respon cepatnya. Apalagi jika sudah terkena virus, bisa mati total dan butuh diinstall.

Beruntungnya manusia di dunia ini diberikan panduan hidup melalui kitab suci lewat para utusan-NYA, dan melalui manusia _'alim ulama'_ yang mewarisi dan mengikuti setelahnya. Dan beruntungnya lagi adalah bahwa manusia diciptakan Tuhan sebagai ejawantah teknologi yang super canggih yang di-design memiliki kekuatan akal ruhani yang luar biasa, dengan diberi-NYA satu password _LAAILAHAILLALLAAH,_ yang menjadi kunci kesuksesan untuk merambah menuju alam-alam berikutnya, yang disebut sebagai _"Miftahul Jannah"_ atau  "Kunci Surga",. Sungguh inilah tanda-tanda kebesaran-NYA sekaligus kemuliaan-NYA, keagungan-NYA sekaligus keindahan-NYA. _"Semoga kita dijadikan Min Ahli LAAILAHAILLALLAAH, Ahlil Jannah...Aamiin..."

Singosari, 9 Juni 2021
KHOLILATUL UMMAH

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun