Aku telah pasrah atas keputusanmu yang membuat kecewa atau membuat bahagia, biarlah kucoba mengenali kekuatanku, yang tanpa batas dalam kehendak-NYA, dan membebaskan secara utuh atas segala bentuk pilihanmu, aku pun tak akan pernah mengendalikanmu.
Ku bakar hasratku, kutaburkan abunya di lautan cinta-NYA, biarlah semua menyatu tanpa beda, abu cinta dan air samudera melaju dalam deru gelombang kehidupan, melepas pahit asin hidup yang mulai sirna. Cinta-NYA-lah yang membuatku lupa akan semua luka.
Tak bisa ku hitung nikmat cinta-NYA, kukemas syukur seagung-agungnya hati yang penuh kasih, setulus maaf hati yang memahami, bergema memberikan panggilan mesra untuk pulang bersatu di rumah sanubari. Dan biarlah gelombang hidup-NYA terus menggulung membawa puisiku disini.
Kemanisan hidup akan menepi jua, mengalirkan damai dari sungai welas sejati, teduh melaju bahteraku di samudera yang terpaut lembut dengan cakrawala langit suci. Sungguh indah mengabdi pada hati itu, wahai insan yang berhati.
Singosari, 18 Januari 2020