Mohon tunggu...
Kholilatul Ummah
Kholilatul Ummah Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat Perempuan

Love Allah, love Muhammad, love Islam, love Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dahsyatnya Hati...

17 Agustus 2019   15:12 Diperbarui: 17 Agustus 2019   17:02 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkadang  perih hati begitu dalam tatkala hati yang pasrah pada cinta, namun dilukai tanpa alasan, tanpa perasaan. Pada titik itulah jiwa mungkin tak bisa meredam, menggeliat kesakitan, dan hanya bisa mencoba melepaskan semua beban. Apabila cinta berubah menyakiti, cinta pun menjadi penyebab kesakitan. Maka di titik itulah cinta harus dipasrahkan pada sang kesabaran, yang mampu merengkuh sepenuh belai kasih sayang di ruang sunyi semesta alam.

Hati yang mencintai bermuara pada cahaya cinta Tuhan, meskipun jalan kita terpisah akan bertemu jua pada akhirnya, di saat ini atau kemudian. Namun apabila jalan kita berbeda karena tiadanya kesamaan tujuan, maka seberapa dekatpun, seberapa lamapun, kita tak akan berjumpa secara nyata di kehakikian. Betapa banyak orang yang tiada pernah bertemu, namun karena rasa cinta hati yang menyatu, maka dia secara hakiki bertemu dalam rindu yang dipertautkan. Dan sebaliknya betapa banyak orang yang secara fisik dekat, tetapi hatinya tiada terpaut dan saling berjauhan.

Ada dan tiadanya kita telah menjadi bagian nyanyian alam, yang tiada cara lain selain mengalunkan irama doa, semoga setiap diri saat khilaf salah merasa diingatkan dan dibimbing Tuhan, dan saat baik dan benar merasa disayangi dan dibahagiakan Tuhan.  Selalu ada ruang bagi cinta yang terluka agar nestapanya menjadi perangkum doa, semakin terjalin kedekatan-kemesraan antara makhluk dan khaliknya, menjadikan iman kian teguh pada dahsyatnya hati yang penuh cahaya keselamatan cinta-NYA. Inilah jalan para kekasih dalam meniti setiap khazanah peristiwa yang terejawantah.

Kita tidak pernah tahu kapan akan berhenti dari dunia ini, untuk melanjutkan perjalanan di alam kemudian, sebagaimana kita tak pernah tahu persis saat di kandungan dan lalu dilahirkan. Ada mekanisme sunnatullah Ilahi yang mesti kita ikuti dengan hati yang bersih, yaitu hati yang sepenuhnya pasrah pada Cinta kasih sayang Ilahi.  Ada saatnya nafas berdenyut dan berhenti, semogalah hati yang mencintai karena Ilahi dilindungi kelembutan-NYA yang tiada pernah habis sepanjang hayat ruh meniti kehidupan.

Subhanallaah Walhamdulillaahi... 

Waufawwidlu amrii ilallooh, 

Anta maqshuudii waridlooka mathluubii, 

'Athini mahabbataka wa ma'rifataka.

Malang, 17 Agustus 2019

@lila17

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun