Mohon tunggu...
Holikin Ismail
Holikin Ismail Mohon Tunggu... -

ولد في منداغين هي جزيرة من جوازيرة في المندوري، في ٩ فبرواري ١٩٨٦. اسمعيل ابن تينو هو ابوه واسم امه هي حافظة بنت الحاج راوي. والان هو المدرس في المدرسة الاساس الاندونيسيا في المكان الذي ميلاده..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berpikirlah, Gunakan Otakmu!

12 Maret 2015   23:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:44 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebagaimana diketahui, otak manusia memiliki puluhan milliar syaraf yang tersimpan rapi dalam tempurung kepala. Otak juga memiliki kemampuan untuk merekam lebih dari enam juta byte informasi perhari. Dalam kajian anatomis (tentang tubuh manusia) dan fisiologis modern, ilmuwan modern telah berhasil menentukan bagian-bagian tertentu dalam sistem syaraf manusia. Di antara bagian-bagian terpenting dalam otak manusia yaitu, kawasan motoris, kawasan sensories, kawasan visual, kawasan audiotoris, kawasan perencana, dan sebagainya, yang semuanya itu termodifikasi dalam proses intelektual tinggi, seperti belajar, berfikir, berbicara, menulis, membaca, dan sebagainya.
Selanjutnya, otak manusia menanggung perasaan penting dalam kehidupannya karena otak dapat mengendalikan dan mengusai seluruh kegiatan yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia meninggalkan bekas dalam sel-sel otak tersebut dengan cara yang sampai saat ini belum tersingkap oleh para ilmuwan manapun, namun dapat diakui bahwa bekas-bekas yang tersimpan dalam sel-sel otak yang menjadi dasar proses intelektual tinggi manusia terjadi.
Lapisan otak terdiri dari milyaran sel-sel syaraf yang terdapat dalam tengkorak kepala manusia, lapisan ini terdiri dari banyak lipatan yang naik-turun, permukaannya luas sekali, ada sekitar enam belas kali persegi, jika dihamparkan luas lapisan otak yang besar dan yang terdiri dari milyaran sel-sel syaraf memungkinkan untuk mencatat semua pengalaman dan kegiatan yang pernah dilakukannya. Dalam fakta ini, lapisan otak manusia merupakan catatan besar tentang segala yang dilakukan oleh manusia dan menentukan amal baik dan buruk manusia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa otak yang sarat akan kinerja, karena otak adalah prabot satu-satunya untuk merenung dan berfikir. Manusia menjadi sempurna dan berbeda dengan makhluk lainnya, yang semuanya itu tidak lepas dari intelegensi (kecerdasan) manusia yang berkaitan dengan fenomena alam di sekitarnya.
Bukankah Allah swt menciptakan alam ini merupakan bahan baku atau bahan mentah yang perlu untuk kita kelola, sebagai makhluk yang diberi perangkat otak oleh Allah swt? Bahkan dengan eksplisit (jelas) Allah menyandangkan predikat untuk manusia dengan sebutan ulul albab (yang memiliki daya fikir sempurna).
Di banyak haditsnya, Nabi saw menyinggung betapa pentingnya manusia untuk melakukan aktifitas berfikir. Nabi saw bersabda, tafakkaru saatan khairun min ibati sanatan (berfikir sesaat lebih baik dibanding ibadah setahun lamanya). Beberapa tokoh (ulama) telah merumuskan objek berfikir yang perlu untuk dikaji oleh manusia, di antaranya adalah:
Berfikir atas alam semesta dan segala yang ada di kolong jagad ini.
Berfikir atas segala nikmat yang telah Allah berikan dan yang telah kita rasakan selama ini.
Berfikir atas semua yang telah kita lakukan, sekaligus konsekuensi yang akan kita terima.
Berfikir atas semua keindahan (kebaikan) dan segala sesuatu yang buruk.
Karena berfikir adalah aktifitas tunggal otak, maka otak yang selama ini kita miliki perlu diberi asupan nutrisi dengan banyak belajar dan membaca.
Semua fakta yang telah disebutkan di atas tentu bertumpu pada kemauan keras manusia untuk mengolah alam dengan berfikir keras mewujudkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Hal demikian berarti, adanya SDM (Sumber Daya Manusia) yang senantiasa berfikir maju merupakan agen satu-satunya yang dapat mengolah SDA (Sumber Daya Alam) yang mentah menjadi bahan olahan siap saji demi keberlangsungan tata kelola kehidupannya di dunia ini. Tentu pula target utamanya adalah bukan soal kebaikan hidup di dunia saja, melainkan pula untuk kehidupan akhiratnya kelak.
Dengan menggunakan otak untuk berfikir maju, objektif, dan keras tadi, semoga kita mampu dengan mudah mengolah alam ini demi kesejahteraan bersama, dan menjadi kebaikan di dunia hingga di akhirat kelak. Amin.
(Holikin, S.Pd.I)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun