Mohon tunggu...
Holikin
Holikin Mohon Tunggu... Guru - Penulis buku "Asa di Ujung Senja", Pendidikan Karakter ala Syekh Abdul Qodir Al-Jailani", dan "Narasi Cinta"

Guru dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kompasiana "Tega-Teganya" Menuduh dan Menghapus Tulisan Saya

18 Oktober 2019   01:13 Diperbarui: 18 Oktober 2019   01:25 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar satu jam yang lalu, saya menulis naskah dengan judul "Berikut Wasiat Kiyai Nawawi Pramian: Jadwal Terstruktur Khatam Al-Quran dalam Sepekan". Kemudian saya menayangkannya di Kompasiana. Namun, jelang beberapa menit berikutnya, Kompasiana 'mengusir' tulisan saya, mendeletenya tanpa ampun, dan tanpa belas kasihan. Kemudian, Kompasiana melalui pesan percakapan memberi alasan, tulisan saya tak layak tayang lantaran tulisan saya tersebut dianggapnya hasil curian (plagiasi).

Memang, tulisan tersebut merupakan terjemah dari syiir bahasa Arab guru saya di pesantren, namun semua sudah saya paparkan sebelumnya dan saya rasa terjemajan berbeda dengan plagiasi. Selain itu, memang tulisan saya tersebut banyak berseliweran di media massa khususnya Facebook. Namun, semua itu tulisan saya. Murni tulisan saya. Asli tulisan saya terjahan dari syiir guru saya.

Untuk tulisan yang ditayangkan di Kompasiana (yang kemudian terhapus) tersebut, hanyalah naskah resycle dari tulisan saya yang sebelumnya, yang memang berseliweran di jagad maya. Namun, jika karena itu saya dianggap plagiator yang dengan alasan itu admin Kompasiana mendepak tulisan saya, maka saya sedikit keberatan.

Saya tahu, semua adalah sistem yang bekerja. Akan tetapi, tanpa adanya konfirmasi lebih lanjut melalui email terkait verifikasi keaslian naskah, sangatlah tidak etis. Di media daring, semisal Detik.com contohnya. Di sana, ketika ada konten masuk, manakala nyelonong mencurigakan, maka sistem memverifikasi ulang terkait keaslian konten tersebut hingga 3 sampai 5 kali melalui pertanyaan-pertanyaan. Baru terhapus, setelah konten tersebut menemukan jawaban-jawaban yang tidak koneks.

Mengapa hal tersebut tidak ada di kompasiana?

Maka, anggapan saya, admin Kompasiana terlalu buru-buru mengambil tindakan tanpa meminta penjelasan lebih lanjut sebelumnya. Tiba-tiba dengan nada "mengancam" Kompasiana berujar (kurang lebihnya), jika sampai 5 kali Anda melakukan hal serupa, maka akun Anda terkena diskors". Sungguh terlaaalu.

Melalui tulisan singkat bin sederhana ini, saya menyarankan agar Kompasiana tidak buru-buru mengambil tindakan, dan agar melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan Detik.com, yang telah saya sebutkan di atas.

Atas segala perhatiannya, terimakasih dan mohon maaf.

Salam literasi.. 

(Holikin, S.Pd.I)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun