Wanita adalah sosok ciptaan Tuhan  yang penuh dengan keindahan, namun keindahan itu kerapkali  membuat para lelaki tak terkontrol, sehingga  banyak lelaki terjerumus pada lembah kenistaan, bukan wanitanya yang salah akan tetapi apa yang tak terlihat, maksud yang tak terlihat itu bukan Dia (huruf De besar) tapi dia (dengan de huruf kecil).
Dia huruf kecil itu penuh misterius, kerap kali menjadikan orang tidak terkontrol, dia huruf kecil bukan hanya satu, tapi dua, bahkan dia ada di dalam dan di luar diri  manusia baik laki-laki maupun wanita, misterius yang satu adalah fitrah ciptaan diri (ada dalam diri manusia), misterius kedua adalah sama-sama ciptaan dengan manusia, meskpiun berada pada tempat yang berbeda keduanya tetap memiliki  hubungan yang erat, jika keduanya tidak diberikan pengontrolan maka dapat menjadikan manusia hidup membabi buta.
Kedua subjek misterius itulah yang memberikan kesan  sehingga judul "wanita tak bisa mengontrol dirimu" tepat dalam pembahasan ini.  Demikian peran kedua subjek misterius itu, menjerumuskan jika tidak dikontrol dengan baik, menyesatkan jika tidak dibentengi. Lalu bagaiman cara mengontrolnya?, maka jawabanya membutuhkan Dia (dengan huruf besar) yakni manusia menjadikannya sebagai penghambaan sebagai pengontrol dari "wanita yang  tak bisa mengontrol dirimu", sebenarnya Dia telah memberikan solusi pengontrol yaitu menciptakan aturan sah, yaitu hidup berbahagia dengan wanita, yakni jalinan sah hidup melalui ijab qabul itulah yang disebut "nikah". Akan tetapi, meskipun manusia telah menjalankan aturan sah itu, tetap saja jika kedua subjek  misterius itu beroperasi dalam satu kesatuan, maka hanya dengan mengandalkan aturan sah belum cukup untuk mengatasi judul di atas, sebab subjek misterius yang di luar diri manusia selalu melakukan tingkatan-tingkatan manipulasi yang menggunakan subjek fitrah misterius diri manusia, sehingga judul di atas semakin menggelorakannya.
Olehnya itu, manusia harus menempuh berbagai cara, agar terhindar dari ketidak terkontrolan hidup, yakni yang terbesar dari yang besar, yang terbesar itu dapat kita sebut Dialah dengan huruf De besar, namun keterkontrolan itu tidak  dapat disandengkan pada-Nya begitu saja, melainkan butuh usaha maksimal, sesuai dengan aturan yang telah Dia perintahkan.
Dia harus dicari, dilangkahi dan ditemui, agar  Dia juga menemui , yakni "jika dia mengingatKu saat sendirian, Aku  akan mengingatnya dalam diriKu. Jika dia mengingatKu di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada itu. Jika dia mendekat kepadaKu sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika dia mendekat kepadaKu sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika dia datang kepadaKu dengan berjalan, maka aku mendatanginya dengan jalan lebih cepat lagi.
Demikianlah, agar diri dapat terkontrol dari judul di atas, maka diri tidak hanya sekedar menempuh hidup bahagia sah dalam berpasangan, akan tetapi juga senantiasa menumbuhkan kedekatan erat padaNya dengan beragam cara sah.