Semua sahabatku mengirim pesan yang isinya hampir sama. Sabahat yang baik saling mengingatkan dan mendukung, semoga aku juga seperti itu.
“Selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir dan batin juga. Terima kasih do’anya.”pesan singkat yang kukirimkan kepada sahabatku.
Malam semakin larut, gema takbir berkumandang.
Bang Eka sudah tidur, kupandangi wajahnya yang masih terlihat pucat. Rasanya ingin kupejamkan mata ini, tetapi aku ingin mendengarkan gema takbir yang berkumandang. Sembah sujudku padaMu Ya Allah. Terimalah taubatku, ampunilah dosaku, keluargaku. Maafkan hamba yang selalu meminta dan meminta, sembuhkanlah suamiku dari penyakitnya.
---------------------------
Fajar tersenyum lebar menyambut mentari. Aku pun menanti senyumnya kembali.
“Dinda, aku ingin pulang kerumah.”suara lirih yang tidak asing.
Kutengok bang Eka.
“Alhamdulillah..Terima kasih Ya Allah.” air mataku menetes mendengar bang Eka berbicara.
“Aku ingin pulang, bawa aku pulang.”pintanya.
“Sabar sayang, tunggu dokter ijinkan pulang. Nanti Ridho datang pasti abang senang.”kuhibur diriya.