Mohon tunggu...
Iiemptheresia
Iiemptheresia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi yang ingin banyak tahu dan banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Token Artis Membawa Petaka, Salah Siapa?

8 Desember 2022   00:03 Diperbarui: 8 Desember 2022   00:08 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cryptocurrency. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Awal tahun 2022, Kripto adalah hal yang paling sering didengar baik di media social, media cetak, maupun menjadi topik perbincangan secara langsung baik oleh kaum muda maupun tua. Kripto sendiri adalah mata uang digital yang dipakai untuk bertransaksi virtual dalam jaringan internet.

Pada tahun 2022 banyak orang yang mendadak mempromosikan Kripto di media social atau ketika mereka membeli Kripto, mereka menunjukkannya di media social mereka, ketika flexing bukan lagi tentang tas mahal atau mobil sport tapi jumlah kekayaan virtual mereka yang ditunjukkan. Banyak sekali orang-orang khususnya di Indonesia membeli Kripto ini karena FOMO, bukan hanya anak muda namun sampai kepada kalangan ibu-ibu namun mereka tidak memiliki cukup pemahaman mengenai dunia Kripto ini, membeli hanya karena ikutan atau rasa ingin tahu semata. Promosi di media social mengenai Kripto sudah mencapai level dimana artis-artis terkenal yang mempromosikannya dan bahkan ada artis yang memiliki token/koin Kripto sendiri.

Anang Hermansyah, merupakan salah satu artis cukup legendaris dan dikenal dalam dunia musik di Indonesia dan  yang merupakan suami dari Ashanty, artis dan penyanyi yang tidak kalah terkenal juga. 3 Maret 2022, mereka mengeluarkan Token Kripto bernama ASIX dengan harga awal Rp 69- pertoken dan transaksi dilakukan di platform PancakeSwap. Pada presale token ASIX, server penjualan mereka sempat down dikarenakan banyak sekali investor yang hendak membeli yang membuat token tersebut untung hingga 8 kali lipat.

Namun yang jadi perhatian adalah banyak sekali investor berasal dari kalangan ibu-ibu yang tidak tahu menahu soal dunia Kripto tapi ikut-ikut membeli karena artis yang ia sukai membeli dan mempromosikannya atau berpikiran bahwa dengan modal sedikit dan dengan duduk manis dirumah, modal yang ia miliki bisa untung berkali-kali lipat tanpa ia harus repot-repot bekerja padahal bukan itu sebenarnya kinerja dari Kripto.

Kurangnya pengetahuan dan budaya literasi seakan menjadi bumerang bagi mereka sendiri, mereka yang tidak melakukan riset terlebih dahulu langsung saja membeli hal yang tidak mereka pahami dan berujung penyesalan seperti salah satu akun di Twitter. terlihat ada investor mempertanyakan mengapa uangnya di ASIX bernilai Rp 5 juta, padahal awalnya ia membeli Rp 10 juta. Ada juga salah seorang yang heran uangnya menguap dari Rp 25 juta menjadi 12 juta. Padahal mengurangnya jumlah uang mereka bisa saja disebabkan oleh berbagai faktor(jika sungguhan tidak ada penipuan didalamnya) seperti strategi FUD atau bisa juga dikarenakan lebih banyak yang menjual dari pada membeli. Kurangnya literasi atau bahkan tidak ada literasi sama sekali sebelum mereka membeli token Kripto membuat mereka tidak tahu menahu soal resiko yang akan mereka ambil dan mereka pasti terima jika membeli token Kripto tersebut.

Namun sudah ada banyak pengguna media sosial yang sudah aware, mereka khawatir banyak penggemar yang tetap nekat membeli token sekalipun mereka tidak tahu banyak tentang token kripto, sehingga bisa menimbulkan kerugian besar dan rasa kepedulian mereka mereka sebarkan di media sosial agar tidak banyak orang awam yang tertipu.  "Public figure sekarang memang asik yee. Bikin token kripto, kasih tau fansnya. Fans kena guyur, nyangkut. Baru deh orang lapor kalo jadi korban investasi bodong. Sebenernya ada regulasi dari OJK/Pemerintah gitu terkait bikin koin gak ya? Takutnya disalahgunain dan masyarakat jadi korban," ujar salah satu komentar di Instagram.

Sebagai mahluk hidup, pastilah banyak hal terjadi di hidup kita baik hal buruk seperti masalah, kesulitan, kebingungan, perasaan tidak enak, dan masih banyak lagi hal lainnya namun kita, manusia, memiliki akal dan hati yang bisa digunakan pada waktu-waktu tersebut. Suara hati mempampukan individu untuk dapat memilih mana yang baik untuk dirinya sendiri atau malah akan menyusahkan diri mereka sendiri. Suara hati bersifat otonom atau bebas, bebas menentukan sikapnya sendiri tanpa penentuan pihak luar. Suara hati cenderung tidak mengikuti pendapat atau suara orang lain meskipun terdapat perintah, peraturan maupun kebiasaan tertentu. Suara hati sendiri tidak sama dengan suara Tuhan  karena suara hati bisa juga keliru dan subjektif. Sebelum mengambil keputusan, individu perlu memastikan apakah keputusan yang individu ambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral dengan mempertimbangkan semua unsur, bukan proses spontan. Sebelum mengambil keputusan kita juga harus mencari banyak informasi dan pandangan orang lain, bukan hanya informasi yang sesuai dengan keinginan kita tapi juga yang bertolak belakang dan juga individu dapat mempertanggungjawabkannya secara sadar.

Banyak sekali orang-orang yang membeli sesuatu tanpa memiliki informasi yang cukup seperti contohnya Kripto dan spesifiknya Kripto ASIX. Banyak ibu-ibu yang berasal dari kalangan fans Anang dan Ashanty dan artis lainnya yang membeli Kripto ASIX karena tergiur oleh promosi oleh seseorang yang mereka idolakan dengan menghalalkan berbagai cara atau bahkan ada juga yang menyerahkan seluruh tabungannya dan tentunya berharap jika uangnya akan kembali berkali-kali lipat. Sebenarnya hal tersebut sangat janggal karena pada umumnya, sebelum seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu apalagi hal yang menyangkut uang, pastilah ada suara hati mereka yang muncul. Pastilah ada keraguan-keraguan muncul dalam hati dan pemikiran mereka karena tidak peduli seberapa mereka mengidolakan artis tersebut atau promosi yang sangat menggiurkan, suara hati mereka akan berbicara lebih 'keras' dari pada rasa mengidolakan dan promosi yang mereka tonton. Suara hati sifatnya otonom, mungkin ibu-ibu tersebut punya teman yang dengan gencar mempromosikan atau mungkin pamer namun pilihan untuk berinvestasi tetap ada ditangan ibu tersebut.

Seperti pada tahap persiapan pengambilan keputusan, individu harusnya mencari informasi sebanyak mungkin sebelum memutuskan untuk berinvestasi seperti kira-kira apa itu token Kripto, manfaat jika ia berinvestasi, kemungkinan terburuk jika harga Kripto turun,  resiko-resiko yang akan dihadapi, dan masih banyak informasi lainnya yang bisa digali. Kurangnya budaya dan minat literasi di Indonesia membuat banyak orang melewati bagian ini, melewati bagian mencari informasi, bukan hanya informasi yang sejalan dengan pemikirannya namun informasi yang bersebrangan juga. Sebelum menggambil keputusan, individu juga harus mempersiapkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, jika pada kasus ibu-ibu investor token ASIX, apakah sekedar mengidolakan pembuat token tesebut sudahlah cukup? Tentu tidak.

Masih banyak orang yang tidak mengikuti suara hati mereka saat membeli token ASIX tersebut karena kurangnya pemahaman, toh apa yang bisa diikuti jika mereka sendiri tidak paham dengan apa yang akan ia lakukan? Atau rasa fanatisme mereka terhadap artis-artis tertentu yang membuat mereka seakan tuli terhadap suara hati mereka sendiri.

Pada sisi lain, banyak juga yang mengikuti suara hati mereka dengan menyebarkan bahwa ada yang janggal pada token ASIX ini dan disebarkan melalui media sosial.  Pada dasarnya, jika kita tau ada suatu hal yang janggal, pastilah kita punya rasa keinginan untuk memberitahu orang lain agar orang tersebut tidak sampai merasakan akibatnya. Urusan akan didengar atau tidak adalah urusan belakangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun