Mohon tunggu...
Lidya Fitrian
Lidya Fitrian Mohon Tunggu... Blogger

Blogger | Content Writer www.fitrian.net

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

War Takjil, Siapa Takut? Ini Trik Antre Tanpa Drama!

6 Maret 2025   06:12 Diperbarui: 6 Maret 2025   08:18 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edit pribadi by Canva

Bulan Ramadan selalu membawa kebiasaan-kebiasaan yang tak tergantikan, salah satunya adalah momen berburu takjil. Dari dulu, suasana pasar takjil selalu ramai, penuh dengan aroma makanan menggoda, dan tentu saja, antrean yang mengular. Tapi jujur, saya bukan tipe orang yang suka war takjil. Berdiri lama, antre panjang, dan berebut makanan dengan orang lain? Duh, kalau bisa dihindari, kenapa harus ikut-ikutan? Tapi apa daya, ada kalanya situasi memaksa saya untuk turun ke medan perang takjil.

Seperti awal puasa kali ini. Sudah jadi kebiasaan, kami selalu menghabiskan beberapa hari pertama Ramadan di rumah orangtua alias kakek-neneknya anak-anak. Kebetulan juga bertepatan dengan libur sekolah, jadi sekalian silaturahmi sambil menikmati suasana rumah masa kecil saya. Rasanya ada kehangatan tersendiri ketika bisa berkumpul bersama keluarga besar di awal-awal Ramadan. Namun, setelah tiga hari menikmati masakan ibu dan suasana kampung halaman, akhirnya kami pulang ke rumah sendiri.

Saya sengaja memilih waktu sore supaya perjalanan lebih nyaman dan nggak terasa lama menunggu waktu berbuka. Tapi ada satu kendala: saya tidak sempat masak! Perjalanan yang cukup panjang membuat saya enggan untuk langsung ke dapur. Solusinya? Beli lauk matang saja, tinggal masak nasi sendiri di rumah. Praktis, cepat, dan tetap bisa menikmati makanan enak untuk berbuka.

Misi Mencari Asinan Sayur: Tantangan Tak Terduga

Setelah menurunkan barang-barang dan beres-beres sedikit, saya pun bergegas mencari makanan untuk berbuka. Rasanya kurang lengkap kalau makan tanpa sayur, dan karena sedang ingin yang segar-segar, pilihan saya jatuh pada asinan sayur. Langsung saja saya menuju tempat langganan yang sudah terkenal enak dan segar.

Saat tiba di lokasi, saya melihat ada beberapa orang yang sudah antre. "Ah, cuma sedikit, pasti cepat," pikir saya. Tapi ternyata saya salah besar! Rupanya satu orang bisa membeli lebih dari dua bungkus, dan karena penjualnya meracik pesanan secara dadakan, prosesnya jadi lama. Lebih parah lagi, ada pembeli yang sudah order lebih dulu, tapi malah meninggalkan antreannya untuk mencari makanan lain. Penjual pun harus menunggu dia kembali sebelum lanjut melayani pelanggan berikutnya. Saya hanya bisa berdiri, menunggu, dan menyesali keputusan datang mepet-mepet begini.

Antrean di Mana-Mana!

Sambil menunggu, saya memperhatikan kondisi sekitar. Hampir semua lapak ramai pembeli---kolak, es buah, gorengan, semuanya dikerubungi orang-orang yang berlomba-lomba mendapatkan takjil favorit mereka. Saya baru sadar kalau ini memang jam-jam puncak berburu takjil. Seandainya saya datang lebih awal, mungkin saya bisa terhindar dari antrean ini. Tapi ya sudahlah, namanya juga pengalaman.

Setelah cukup lama berdiri, akhirnya saya mendapatkan asinan sayur yang diidamkan. Namun, dari kejadian ini, saya menyadari bahwa war takjil bukan untuk saya. Berdiri lama dalam antrean sambil membawa barang belanjaan itu bukan hal yang saya nikmati. Untungnya, dari pengalaman ini, saya menemukan beberapa strategi supaya berburu takjil tetap bisa dilakukan tanpa harus berdiri lama dan antre berjam-jam.

Tips Anti War Takjil untuk yang Gak Suka Antre Lama

Buat yang seperti saya, nggak suka ribet dan malas berdiri lama, coba deh ikuti beberapa tips ini supaya war takjil lebih efisien dan tetap menyenangkan:

  1. Datang Lebih Awal
    Jangan menunggu waktu mepet! Kalau bisa datang sebelum jam 16.30, lebih baik. Saat masih sepi, kita bisa bebas memilih makanan tanpa harus bersaing dengan banyak orang.

  2. Rencanakan Mau Beli Apa dari Rumah
    Jangan sampai bingung di tempat. Tentukan dulu mau beli apa, entah itu kolak, gorengan, atau es cendol, supaya tidak membuang waktu berpikir di lokasi. Dengan begitu, kita bisa langsung menuju penjual yang dituju tanpa harus mondar-mandir.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Diary Selengkapnya
    Lihat Diary Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun