Mohon tunggu...
Lidya Fitrian
Lidya Fitrian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger | Content Writer www.fitrian.net

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Toleransi Beragama Bisa Terbentuk Mulai dari Diri Sendiri

17 April 2022   19:36 Diperbarui: 17 April 2022   19:42 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
picture image by canva

Meskipun Indonesia adalah negara yang mayoritas masyarakatnya beragama muslim, tapi di sekitar kita tentunya ada mereka yang beragama lain.  Apakah kita bisa saling berinteraksi dan bersahabat satu sama lain? Seharusnya bisa karena apapun agamanya tidak ada batasan untuk persahabatan dan interaksi terhadap sesama.

Saya pun punya pengalaman bersahabat dengan non muslim sejak masih sekolah dulu. Zaman sekolah saya bersekolah di sekolah negeri, sehingga teman-temannya pun heterogen tidak semuanya beragama muslim. Sejak SD hingga kuliah bahkan bekerja pun saya selalu punya teman dekat yang beragama nasrani.

Perbedaan agama tidak membuat kami mengalami kendala dalam pertemanan, bahkan teman saya itulah yang selalu mengingatkan waktu-waktunya sholat pada kami yang muslim saat itu. Teman saya pun tidak pernah menuntut kami merayakan hari besar keagamaannya. Karena menurut kami itu sudah di ranah privacy masing-masing. Yang paling penting adalah interaksi kami tidak terganggu satu sama lain. Oh ya, pastinya teman saya yang beragama non muslim ini perempuan lho, jadi tidak mungkin akan terlibat lebih jauh ke arah pertemanan yang special.

Pertemanan kami dari dulu hingga sekarang masih tetap terjalin, walaupun tidak bisa bertemu dengan sering. Tapi dengan adanya teknologi, kami semua bisa dipertemukan kembali. Kalau dulu pertemanan hanya kami saja, tapi saat ini sudah merambah ke keluarga.

Nah, kalau itu cerita pertemanan saya dengan sahabat yang non muslim. Di sekitar rumah pun ada beberapa tetangga yang beragama non muslim tapi kami sama-sama menghargai satu sama lain.

Di saat kami mengadakan pengajian, dan pastinya ada jatah konsumsi yang juga akan diberikan pada tetangga termasuk mereka yang non muslim juga. Adab bertetangga dengan non muslim pun harus tetap dijaga karena di dalam Islam tetangga pun punya kedudukan yang special. Di saat urgent atau butuh bantuan merekalah keluarga terdekat yang bisa dihubungi dan dimintai bantuan.

Di saat kita membantu orang lain, jangan pernah mengharapkan imbalan langsung dari mereka. Karena pasti ada nikmat atau rezeki lain yang Allah berikan untuk kita lewat jalan lain. Nikmat tersebut bukan hanya nikmat rezeki tapi juga bisa lewat nikmat kesehatan yang kita dapatkan.

Tidak apa-apa sesekali mengundang atau memberikan makanan pada tetangga non muslim, asalkan kita tahu memang mereka diperbolehkan mengonsumsinya. Alhamdulillah kalau tetangga non muslim tahu banget kalau muslim juga punya batasan makanan halal dan haram, sehingga mereka tidak perlu membalas kiriman makanan pun tidak apa-apa.

JIka sudah terjalin toleransi antar umat beragama di sekitar kita, pastinya tidak ada perpecahan lagi di antara kita dan bisa menjalani aktivitas dengan nyaman tanpa gangguan apapun lagi.

Jika semua orang bisa menerapkan hal toleransi agama dalam batasan yang baik pastinya juga akan terbentuk kedamaian antar umat beragama di mana pun kita berada.

Toleransi antar umat beragama ini hanya bisa kita jalankan atas kesadaran masing-masing, karena tidak bisa diperintah begitu saja meskipun toleransi sendiri adalah sebagai salah satu bentuk nilai-nilai yang harus kita jalankan sesuai dengan sila Pancasila sebagai lambang negara Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun