Mohon tunggu...
Lidya Novika
Lidya Novika Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Problematika Bencana Banjir dan Longsor di Kota Tanjungpinang dan Bintan

24 Januari 2021   20:46 Diperbarui: 25 Januari 2021   11:55 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Problematika Bencana Banjir dan Longsor di Kota Tanjungpinang dan Bintan

Oleh: Lidya Novika

Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara,

FISIP UMRAH

       Memasuki awal tahun 2021 masyarakat Indonesia dilanda dengan sejumlah rentetan musibah yang tentunya menjadi kabar duka bagi kita semua. Mulai dari kecelakaan penerbangan yang menimpa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan kepulauan seribu, curah hujan tinggi yang mengakibatkan banjir dan longsor di salah satu nya yaitu Tanjungpinang, gempa bumi berkekuatan 6,2M di Sulawesi Barat, dan beberapa kejadian yang menimpa sejumlah wilayah di Indonesia.

         Diantara rentetan musibah seperti yang diuraikan diatas, saya selaku penulis memfokuskan tulisan ini pada kejadian banjir dan longsor di Tanjungpinang dan Bintan. Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah. Banjir adalah air dalam volume besar yang dapat menggenangi sebuah daerah.

       Banjir dan longsor di Tanjungpinang-Bintan terjadi dua kali dalam waktu yang berdekatan. Dikutip dari laman Antaranews, curah hujan yang tinggi sejak jum'at (1/1/2021) mengakibatkan sekitar 3.210 warga dari 1.018 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan sejumlah rumah berikut fasilitas umum rusak parah. Sebanyak 14 rumah warga rusak parah dan 47 jiwa harus mengungsi ke lokasi sementara, karena rumahnya tidak layak untuk ditempati. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di ibu kota Provinsi Kepri ini berdampak pada tiga kecamatan, yaitu kecamatan Bukit Bestari (199 jiwa dari 49 KK), kecamatan Tanjungpinang Barat ( 60 jiwa dari 15 KK) dan kecamatan Tanjungpinang Timur (2.951 jiwa dari 949 KK).

Bencana banjir kembali melanda Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau pada sabtu (9/1/2021). Banjir dengan kedalaman air sepinggang orang dewasa tersebut mengakibatkan sejumlah barang berharga dari warga setempat tidak bisa diselamatkan. Banjir yang sering terjadi dalam waktu belakangan ini, disebabkan oleh banyak faktor. Yang diantara lain ialah :

1. Buang sampah sembarangan.

        Penyebab banjir yang sering kita tidak sadari adalah kebiasaan akan membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan contohnya di sungai, akan dapat mengakibatkan mampetnya aliran air dan akibatnya air sungai akan meluap. Hal tersebut menjadi sebuah pemicu terjadinya banjir yang dapat merugikan masyarakat ataupun menimbulkan kerugian harta benda ataupun korban jiwa.

2. Curah Hujan yang Cukup Tinggi

       Penyebab banjir yang berikutnya adalah tingginya intensitas curah hujan di suatu daerah. Jika hujan lebat terjadi telah berlarut-larut dalam waktu yang lama akan sangat berpotensi terjadi banjir. Terutama pada daerah-daerah yang juga memiliki kontur tanah yang rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun