Mohon tunggu...
Lidia Vonny
Lidia Vonny Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Efektivitas "Smart Water Station" Dilihat dari Segi Komunikasi Lingkungan dan Kesehatan

2 Oktober 2017   08:38 Diperbarui: 20 Oktober 2017   13:42 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi lingkungan menjadi ranah yang menarik untuk dibahas secara general di Indonesia dan secara khusus sebagai mahasiswa di tempat saya beraktivitas sehari-hari. Sebab, manusia dan lingkungan ibarat dua sisi mata uang yang menjadi satu, tidak bisa dilepaskan ( Yenrizal, 2017 : hlm. 14).

Dari definisi diatas peneliti menganggap bahwa Kampus 4 Fisip Atma Jaya Yogyakarta merupakan bagian dari lingkungan hidup. Segala hal mulai dari sistem perkuliahan , fasilitas kuliah, dan infrasturkturnya adalah elemen-elemen yang ada untuk menunjang hidup manusia di dalamnya yakni mahasiswa.

Menurut data yang dikeluarkan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2016, Indonesia adalah penyumbang sampah plastik kedua terbesar setelah Tiongkok. Sampah plastik dari toko atau gerai anggota APRINDO selama 1 tahun saja menghasilkan 10,95 juta kantong plastik dengan luas 65,7 Ha kantong plastik atau sebanding dengan 60 kali luas lapangan bola.

Itu hanya dari toko dan gerai APRINDO saja, bayangkan jika seluruh Indonesia benar-benar di kalkulasi, akan ada sangat banyak sampah plastik. Beberapa mungkin dikelola di tempat pembuangan sampah, namun banyak juga yang membahayakan lingkungan ketika di buang ke sungai, dan berakhir di laut.

Data ini membuat penulis ingin melihat salah satu kampanye terkait lingkungan hidup yang dilakukan oleh Atma Jaya Yogyakarta, khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Sebagai salah satu universitas yang juga berada di Indonesia, Atma Jaya Yogyakarta seharusnya memberikan sumbangsih untuk proses pelestarian lingkungan.

Menurut Richard Jurin dalam buku Lestarikan Bumi dengan Komunikasi Lingkungan, komunikasi lingkungan diartikan sebagai sebuah pertukaran pesan manusia dalam, dari, untuk, dan tentang dunia di sekitar manusia dan interaksi manusia dengan alam. Jurin menambahkan beberapa elemen dalam komunikasi lingkungan adalah :

1. Komunikasi adalah aktifitas manusia. Meskipun menurut banyak ilmuwan lain proses antara organisme selain manusia juga dilabeli komunikasi, namun komunikasi lingkungan hanya bisa terbentuk antara manusia dengan manusia.

2. Manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Segala aktivitas yang dilakukan manusia adalah proses mengirimkan pesan. Bahkan ketika manusia bertingkah seperti tidak ingin menyampaikan pesan, itu adalah proses penyampaian pesan itu sendiri. Hal ini juga direpresentasikan pada segala aktivitas manusia pada lingkungan. Aktivitas tersebut mencerminkan komunikasi manusia pada lingkungan mereka.  

3. Pemahaman adalah sasaran komunikasi. Aktivitas penyampaian pesan memiliki tujuan akhir bahwa pesan tersebut diartikan sama seperti yang dimaksudkan oleh komunikator pada komunikan.

4. Tanggung jawab terletak pada komunikator bukan penerima pesan. Komunikator harus berusaha sebaik mungkin agar pesannya dipahami oleh komunikan. Dalam hal ini komunikator bisa mengemas pesan sesuai dengan keingiannya dan keefektivitasan penyampaian pesan. Proses ini juga terjadi dalam komunikasi lingkungan. Jika komunikan tidak memahami pesan terkait lingkungan yang disampaikan, tanggung jawabnya adalah pada komunikator.

5. Manusia bergantung pada alam untuk bertahan hidup. Bumi adalah satu-satunya rumah untuk manusia, maka manusia bergantung pada bumi dan segala fungsi biosfernya untuk mendukung kehidupan manusia. Alam memberikan semua hal yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia seperti udara bersih, air bersih, tempat tinggal, makanan , dan keindahan. Manusia hidup dan bekerja jika dan hanya jika alam kehidupan bekerja ( Cohen 2007 dalam Jurin, 2010 : 13 dalam Yenrizal, 2017 : 13).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun