Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Matahari Tak Terbit

22 Oktober 2019   08:36 Diperbarui: 22 Oktober 2019   09:24 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang beda pagi ini,
Udara memeluk tak seperti biasanya
Gigil menusuk menembus tulang-belulang,
Kabut pun makin menghitam

Rinai tiba-tiba merintik
Membasahi dedaunan paling hijau
Ada yang diam terpaku
Menatap lorong lengang
Menantikan langkah

Tanda tanya mulai bergemuruh
di kepala
Mungkin hujan akan membanjiri
halaman hati sepagi ini
Atau petir siaga menyambar
senyum paling mekar

Ia basah dalam penantian
Yang ditunggu tak jua bertemu
Jemu beradu keragu-raguan
Debar pun tak beraturan
Seperti anak kecil
sedang diburu ketakutan

Suara gemetar bertandang,
memperjelas deras airmata
Yang hendak meruah di bak wajah
Ini salahmu!
"Matahari membenamKetika buru-buru terbit di matamu"

Sarjo, 22 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun