Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Suara Sajak yang Dilupakan

27 Juli 2019   15:29 Diperbarui: 27 Juli 2019   16:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rupaku ayu,
Kaubiarkan berpupur debu
Pada etalase tuamu

Aku dilupakan,
Sejak bertemu sajak baru
Diam bertumpuk dimakan kutu.

Sungguh tega Tuanku!

Aku pun pernah tinggal di dadamu
Menetap dan tak ingin tanggal
Hingga kelak waktu menghapus jejak-jejak rasa yang bermukim
Namun, kau lebih dulu berpaling
Lalu menjadikan aku sampah masa lalu

Tuan!
Bacalah wajahku lagi
Di lembaran ini, takkan kautemui
keelokan serupa
Atau biarkan aku menua di sini
Menjagamu bersamanya
meski tak dianggap

Barru, 27 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun