Di matanya,
Ada lautan sendu
Mengalir pelan-pelan
Ketika sesak rindu bertandang.
Hening malam seperti pekat kopi,
Ingatan dan ampas membekas
pada bola-bola hitamnya yang insomnia
Membiarkan arus pilu menepi.
Wajah-wajah anaknya,
berlayar dalam samudra kenangan
Membenam pada pejaman matanya
bersama doa-doa yang melangit
"Pulanglah!
sebelum pedang waktu menusuk dada Ibu"
Barru, 14 Juni 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!