Mohon tunggu...
Lidia Alfi
Lidia Alfi Mohon Tunggu... Freelancer - Pecinta makanan

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Tak Kenal Usia

4 April 2020   16:41 Diperbarui: 4 April 2020   16:50 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencari ilmu sampai ke negeri cina itulah ungkapan agar kita tidak berhenti untuk mencari ilmu walaupun usia kita sudah tua tetapi belajar tidak mengenal batas usia. Sekarang ini banyak orang usia tua masih meneruskan kuliah nya hanya satu tujuan yaitu memperoleh ilmu dan pengalaman.

Hal ini sama yang dilakukan oleh ibu Kasem(53) dan Khomsatun (50) warga Dukuh Kedawung RT 06 RW 03 Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah  setiap habis selesai sholat maghrib untuk menunggu waktu sholat isya mereka belajar membaca Alquran kalau orang desa bilang "Nderes". Walaupun bukan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi, tetapi di usia mereka masih ada kemauan besar untuk belajar dan tanpa malu.

" saya awalnya tidak bisa membaca alquran, ketika sholat pun saya hanya mengikuti imam untuk bacaan sholat, karena dulu waktu kecil saya tidak mengaji karena harus membantu orang tua bekerja, apalagi zaman dulu kan semuanya berbeda dengan jaman sekarang yang kalau di ukur 180  sangat berbeda. Dulu untuk mengaji kita harus berjalan satu jam karena saat itu belum ada kendaraan dan rumah guru ngaji jauh. Tetapi kalau sekarang sudah banyak guru ngaji. Seperti itu kalau di terjemahin ke bahasa Indonesia. Disampaikan bu Kasem saat ditanya ketika selesai nderes.

Hal sama juga di sampaikan bu Khomisan, dorongan untuk belajar membaca Alquran yaitu ketika bulan puasa setelah sholat taraweh, beliau sering sekali duduk mendengarkan orang membaca Alquran dan di dalam hatinya mengatakan kapan saya bisa membaca Al Quran bukan hanya mendengarkan saja, untuk itu setelah bulan puasa bu khomisab bertekad untuk belajar membaca Al Quran agar tahun ini bisa membaca Alquran dan bisa didengarkan oleh jamaah yang lain.

Dari cerita di atas kita bisa memetik pelajaran yang sangat banyak salah satunya adalah tekad, kemauan dan keyakinan. Ketika kita tidak bisa melakukan sesuatu sedangkan orang lain saja bisa, kita jangan cepat putus asa, kita membulatkan tekad untuk belajar agar yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Kita berfikir saja pada diri sendiri bahwa Kenapa mereka bisa tapi saya ngga bisa, saya harus lebih bisa dari mereka.

Yang ke dua yaitu kemauan. Terkadang melihat orang lain sukses dalam hati kita ingin seperti mereka. Tetapi pikiran kita menghalangi dengan pertanyaan Apakah kita bisa seperti mereka? Apakah banyak rintangan yang akan kita lewati? Kita kan orang tidak punya sedangkan dia kaya? Itu pikiran secara tidak langsung membunuh kita untuk tidak berkembang. Kita harus memantapkan kemauan kita untuk seperti mereka , apapun rintangan yang kita hadapi, lakukan dengan usaha yang terbaik pasti hasilnya akan baik. Kita harus ingat bahwa usaha tidak akan mengecewakan hasil, maksudnya jika kita sudah berusaha dengan baik maka hasilnya akan baik.

Yang terakhir adalah yakin. Ketika kita sudah mempunyai tekad yang kuat, kemauan yang keras terakhir yaitu yakin. Yakin dengan hasil yang akan kita peroleh karena dengan kita yakin insya Alloh tuhan akan mengabulkan usaha yang sudah kita lakukan.

KBC-07 | Kompasianer Brebes Jawa Tengah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun