Mohon tunggu...
Libert Padjo
Libert Padjo Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Manggarai Flores NTT

Suka Menulis, Traveling

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Ini Bukan Hukuman, Hanya Isyarat Agar Kita Berbenah"

30 Maret 2020   14:55 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:57 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggalan syair lagu berjudul " Untuk Kita Renungkan" yang ditulis Ebiet G. Ade ini, menjadi catatan penting bagi umat manusia saat ini. Virus corona yang mewabah di seantero dunia, memaksa umat manusia untuk kembali merefleksikan pengalaman hidupnya, relasinya dengan Tuhan, Sesama dan alam lingkungan.

Kita mesti berbenah. Pertanyaannya apa yang harus dibenahi.

Pertama, soal relasi dengan Tuhan. Mungkin ada sebagian orang yang masih taat dan disiplin melaksanakan ritus-ritus keagamaan. Tetapi ada juga yang tak lagi punya waktu dan kesempatan untuk bertemu Tuhan baik secara pribadi maupun kelompok. Entah sibuk bekerja, m3ngumpulkan harta kekayaan atau sekadar mengisi perut.

Wabah corona yang merebak seantero dunia, melahirkan keluh dan kesah bahkan teriakan "God Help Us". Tuhan tolonglah kami, menjadi litani dan seruan seluruh kaum dan bangsa. Karena mereka yakin, Tuhanlah penolong setia. Corona membangkitkan kesadaran umat manusia, bahwa Tuhan adalah kekuatan utama. Semua berseru dan bersujud kepada Tuhan, ketika badai corona datang. Ini menggambarkan bahwa kita butuh Tuhan di saat hidup terdesak dan terancam?

Kedua, Hubungan kita dengan sesama dan alam lingkungan.

Hari-hari ini, solidaritas antar umat manusia menguat. Corona menggerakan hati setiap insan untuk berjuang bersama berperang melawan corona. Berbagai kegiatan pun bermunculan, membagikan masker gratis, membagikan sembako, membagikan makanan dan minuman di rumah-rumah sakit dan posko Satgas. Keadaan ini tentunya berbanding terbalik dengan keadaan sebelum corona. Di mana persaingan antar manusia mencuat, persaingan antara yang kaya dan miskin, antar negara maju dan berkembang bahkan antara kelompok masyarakat, antara elite politik, antara suku mungkin juga antara ras dan golongan.

Corona yang mewabah seluruh dunia, seolah menyingkirkan semua kepentingan dan persaingan, semua bersatu dalam semangat yang sama yaitu berjuang menyelamatkan nyawa sesama.

Selain memperbaiki hubungan dengan sesama, hari-hari ini juga semua menjadi sadar bahwa sangat penting menjaga kebersihan alam lingkungan. Menjaga kesehatan bukan saja pada diri sendiri, rumah tetapi juga lingkungan sekitar.

Semua yang kita lakukan hari-hari ini, hanyalah eskpresi kepanikan dan ketakutan. Reaksi setelah Bencana menyadarkan kita untuk berbenah. Selagi ada kesempatan mari berbenah. (Libert Pajo, warga Waisai-Raja Ampat).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun