Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukan Postingan Cebong Berduka Apalagi Buzzer

26 Maret 2020   10:52 Diperbarui: 26 Maret 2020   17:22 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Salam takzim saya buat Bapak Jokowi yang selalu berusaha tabaaah di situasi yang berat. Di masa darurat bencana wabah Covid-19 ini dia mengalami satu cobaan lagi, kehilangan ibunda tersayang.
Innalillahi wainnailaihi raaji'uun. Satu kata yang saya ucapkan yang sepertinya gak selalu diucapkan umat muslim yang juga sesama rakyat seperti saya. Entah kemana rasa empati mereka ya.

Gak mengucapkan di medsos okelaah, tapi di beberapa WA grup silaturahmi, bahkan grup WA pengajian dan RT, kabar duka ini gak selalu direspon minimal dengan kalimat di atas itu... Sementara saat tokoh bangsa lainnya berpulang, mereka mau mengucapkannya. Astaghfirullah, kemana etika umat saya ini?

Ternyata gak cuma itu, saya melihat beberapa pihak justru tertawa puas, membuli bahkan menghujat Pak Jokowi dan Almarhumah.

Keberpihakan? Masih bebawa pilpres? Masih percaya isu ibunda Jokowi itu ibu palsu? Gimana ini kalau terjadi di hidup mereka?

Baik buruk kerja seorang Jokowi dia tetap orang paling pusing memikirkan nasib kita saat ini.. Catat itu! Paling pusing memikirkan nasib kita! Bukan soal gampang menjadi komando negeri dan memuaskan semua pihak sekaligus.

Anda tau tugas ketua RT kan? Di pemilihan ketua RT aja sering ada warga yang menghindar untuk dipilih karena konsekuensi kerepotannya. Jadi, paham bagaimana level seorang kepala negara ketika semua sektor harus berjalan dengan baik, rakyat aman, perut kenyang, pasokan kebutuhan lengkap, belum lagi lawan politik yang menghadang dengan berbagai cara, anggota koalisi yang gak selalu sejalan atau bekerja maksimal.

Kalau saya jadi beliau, seminggu saja saya sudah game over.

Walaupun dia bukan pilihan anda, hargailah dia sebagai pemimpin formal kita. Doakan yang terbaik buat bangsa ini lewat tangan beliau.
Lagian kalau nyumpahin yang buruk ke beliau kan si penyumpah ikut susah juga.

Saya sebenernya malas posting yang galau seperti ini, tapi situasi sangat buat saya prihatin.

Di postingan saya kemarin-kemarin saya sudah katakan, kita ini satu kapal dan satu nahkoda, mesti kompak. Toh banyak lawan politik beliau pun sekarang mendukung krna itu yang dibutuhkan bangsa ini, persatuan!

Yuk ah etika bangsa kita jangan sampai hilang, agama jangan sampai tercoreng dan cuma jadi embel-embel KTP.
Gak bisa bicara baik minimal diam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun