Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mien Uno Seharusnya Malu pada Sujiatmi

14 Februari 2019   12:34 Diperbarui: 14 Februari 2019   14:46 2091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: detik.com

Siapa tak kenal Sandiaga Uno, pengusaha kaya raya, tampan, cerdas, anak dari orang terkenal, sekarang jadi Calon Wakil Presiden pula. Dia tumpuan harapan dari banyak pendukungnya, Prabowo serta partai koalisi di belakangnya. Punya pamor, punya uang, dia punya segalanya tinggal menunggu peruntungan menuju kursi RI 2. 

Apalagi, selama masa kampanye aktivitas blusukan Sandiaga makin menaikkan popularitasnya. Warga di daerah terpencil yang awalnya tidak kenal siapa itu Sandiaga Uno kini bisa mengenalnya, mengingat wajahnya serta janji programnya.

Dalam setiap blusukan kampanye, Sandiaga mengundang decak kagum, kejaran wartawan, kejaran pendukung yang hendak menyapa, bersalaman hingga ingin memeluk pria ganteng ini. Hampir semua video rekaman perjalanan kampanye Sandi menjadi viral dan dikomentari oleh netizen. 

Satu yang paling berkesan belakangan ini yaitu video blusukan Sandiaga yang menggambarkan seorang wanita yang mengejarnya dari luar mobil yang ia naiki. 

Wanita itu ingin sekali bersalaman dan berfoto selfie dengan Sandi sampai menangis memaksa-maksa kendaraan yang dinaiki Sandi melambat dan mengizinkannya berfoto dulu. Sesaat pemandangan itu membuat orang cukup terharu hingga esok harinya foto wanita itu viral di media sosial dan disinyalir adalah kader partai dari koalisi Sandiaga sendiri.

Pernah juga saat Sandiaga blusukan ke sebuah pasar ada kertas tertulis kalimat penolakan atas kehadirannya di pasar itu yang ditempel seorang pedagang di depan kedainya. Melihat itu, Sandi tidak marah justru merangkul si pemilik kedai dan menyampaikan bahwa dia memaklumi hal itu. Belakangan viral informasi beredar bahwa kertas yang ditempelkan itu memang diminta oleh pihak dari rombongan Sandiaga Uno.

Sandiwara Uno, dua kata yang sempat viral di akun Twitter karena beberapa kejadian yang mengarah pada dua kata ini yang disorot oleh netizen. Sandi sendiri tidak terlihat menanggapi tudingan Sandiwara Uno.

Geramnya Mien Uno
Seseorang boleh jadi tahan menghadapi tuduhan atau goncangan terhadap dirinya, tapi hati ibu mana yang rela anaknya dicap negatif oleh orang lain. Mendengar tudingan perihal 'Sandiwara Uno', Mien Uno, sang ibunda Sandiaga pun mengadakan jumpa pers di Media Center Prabowo-Sandi pada hari Senin, 11 Februari 2019. 

Mien Uno meminta kepada pihak-pihak yang memberi label 'Sandiwara Uno' meminta maaf langsung kepada dirinya. Mien Uno mengaku geram dan sakit hati melihat tagar serta foto dan video yang tersebar di media sosial yang menyebut label 'Sandiwara Uno'. Dirinya tak terima putranya dikatakan pembohong.

"Saya ingin berhadapan dengan orang itu. Jadi sekarang kalau ada orang yang mengatakan itu Sandiwara Uno dia harus minta maaf kepada ibunya, yang melahirkan dan mendidik Sandi," tegas Mien Uno. Mien yakin semua yang diperbuat dan diucapkan anaknya itu benar.

Padahal, sejak Mien melakukan jumpa pers itu, pergerakan netizen dalam membuli Sandi semakin menjadi-jadi. Bagaimana tidak, pamor yang sudah susah payah Sandi bangun jatuh karena citra 'anak mami' yang belum mampu membela dirinya sendiri di depan publik.  Upaya melindungi anaknya justru jadi bumerang. Wajar kalau anaknya hanya masyarakat biasa. Lah ini... Sandi kan calon wakil presiden...! Bagaimana kalau Sandi terpilih dan kebijakannya diprotes dan dibuli publik, haruskah wajah seorang Mien Uno muncul berulang-ulang di televisi demi bela sang anak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun