Mohon tunggu...
Lia Wardani
Lia Wardani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Travelling

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Suka Duka Menjadi Guru PAUD

28 Agustus 2022   09:32 Diperbarui: 28 Agustus 2022   09:36 3311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh, Sahabat kompasiana yang tercinta, menjadi seorang guru TK sebenarnya bukan cita -- cita saya sejak awal, banyak orang beranggapan bahwa menjadi guru TK itu sangat mudah dan terlihat sepele karena hanya mengajarkan anak untuk bernyanyi dan bertepuk tangan, namun tidak demikian dengan saya menjadi guru TK merupakan panggilan jiwa dari hati seseorang untuk mengabdi, membimbing dan mengajarkan banyak hal kepada anak dalam dunia pendidikan. singkat cerita berawal dari tawaran saudara untuk mengajar pada lembaga TK swasta didesa yang dulu juga merupakan sekolah saya. 

Waktu itu saya baru saja lulus sekolah menengah atas dalam hati ingin sekali melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi namun apalah daya orang tua belum ada biaya, sehingga saya menerima tawaran saudara untuk mengajar yang semula berpikir dari pada menganggur di rumah sekarang ada kegiatan, saya pun mendatangi sekolah tersebut yang suasana dan bangunan nya sudah berbeda waktu sekolah dulu namun kepala sekolah dan salah satu guru masih aktif mengajar di sekolah tersebut. 

Saya pun disambut dengan gembira ada 4 orang guru di sekolah tersebut. Saya mengucapkan terima kasih sudah di terima pada sekolah ini, beliau ibu kepala sekolah pun senang karena saya dapat menggantikan guru yang sebelumnya pindah mengajar ke kota. 

Mulai tanggal 12 Juli 2010 saya memperoleh SK yang di kelurkan oleh Yayasan setempat awal mula mengajar masih terlihat canggung saya pun mengamati senior disekolah akhirnya terbiasa mengajar, ternyata menjadi guru TK itu menyenangkan dengan dunia anak yang konon katanya membuat awet muda.. 

Menjadi guru TK juga di ajak untuk bersosialisasi dari kegiatan ikatan guru taman kanak-kanak indonesia atau biasa disebut IGTKI dan juga kelompok kerja guru atau biasa disebut KKG, kegiatan ini dilaksanakan setiap sebulan sekali secara anjang sana atau bergiliran pada satu TK ke TK yang lain nya, senang rasa nya bisa bersilaturahmi dengan para guru senior dari berbagai lembaga mendapat pengalaman dan juga ilmu,saya mendapat nasehat dari senior untuk terus semangat menjadi guru TK suatu saat nanti tidak hanya masalah kesejahteraan namun juga merupakan amalan di zaman akhir kelak karena kita sudah mengabdi mencerdaskan anak bangsa karena guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. 

Disisi lain ternyata menjadi guru TK di tuntut untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau sarjana, sempat berpikir apakah akan bisa dan sanggup membayar biaya kuliah nya setelah meminta ijin dari orangtua dengan mengucap bismilah pasti bisa, akhirnya saya memberanikan diri mendaftar di perguruan tinggi pada awal tahun 2011 yang proses belajarnya secara jarak jauh dan kegiatan perkuliahan nya pada hari minggu jadi tidak meninggalkan tugas sebagai guru.

Seiring berjalannya waktu bisa menyesuaikan dengan teman baru yang sudah seperti keluarga sendiri, ada yang sudah bertahun-tahun mengabdi di sekolah namun baru mengikuti perkuliahan dan usianya pun sudah tidak muda lagi namun semangatnya luar biasa. 

Ilmu yang di berikan dosen kami terapkan disekolah sampai akhirnya 4 tahun berlalu kami pun telah lulus menjadi sarjana pada tahun 2015, guru TK memang dipandang sebelah mata walaupun memang sebenarnya terlihat tidak adil dari segi kesejahteraan saat itu yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah, walau hanya dengan uang ratusan ribu yang saya dapatkan dari sekolah hanya cukup untuk membeli pulsa dan bensin, saya pun membayangkan teman yang sudah berkeluarga dengan honor yang diperoleh sekian ratus ribu apakah cukup. 

Namun ada istilah banyak belum tentu cukup tetapi sedikit belum pasti kurang. Pemerintah tidak hanya menuntut seorang guru menjadi sarjana namun setelah itu msih ada tuntutan yang lain nya seperti contoh harus mempunyai nuptk atau biasa dikenal dengan nama nomer unik pendidik dan tenaga kependidikan agar di akui menjadi seorang guru, untuk memperoleh nuptk tersebut tidak lah mudah seperti jaman dulu sebelum saya mengajar jaman serba canggih ini pendaftarannya pun harus melalui aplikasi online yang disetujui dinas pendidikan setempat namun yang menerbitkan adalah dari dirjen gtk pusat Jakarta. 

Proses terbitnya pun tidak langsung instan yang hanya satu bulan namun bisa berbulan- bulan sampai tahun, dan itu pun yang saya alami menunggu kurang lebih 1 tahun yang pada akhirnya nuptk itu terbit,

Sudah sarjana sudah bernuptk namun masih tetap belum mendapat perhatian dari pemerintah terkait kesejahteraan, hingga pada tahun 2019 ada nya wabah yang menyerang negeri ini dampaknya sangat terasa karena semua akses berhenti dalam arti wali murid yang biasanya aktif membayar biaya sekolah tidak kunjung membayar yang berakibat kami guru TK tidak mendapatkan honor sama sekali sekolah sementara waktu tutup karena adanya wabah covid 19, namun sebuah keajaiban pemerintah memberikan bantuan subsidi upah kepada kami guru TK kami syukuri agar menjadi berkah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun