Mohon tunggu...
Lia Sukriati
Lia Sukriati Mohon Tunggu... Freelancer - ghostwriter, web content writer, copywriter

Seorang ibu yang banyak tinggal di rumah, menghabiskan waktu di depan laptop, keluar rumah hanya untuk antar anak ke sekolah, hobi travelling, baca, menulis, dan belanja online, suka skip resep masakan tapi jarang dipraktekkin

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Konsep Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Lingkungan di Indonesia

23 Agustus 2020   11:56 Diperbarui: 23 Agustus 2020   12:14 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja ampat, sumber : purepapua.com

Bahkan dengan peningkatan jumlah wisatawan tersebut, sektor Pariwisata diproyeksikan akan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.

Sektor wisata ini terbagi dalam beberapa bagian, diantaranya meliputi sektor wisata bahari ( marine tourism ), wisata ekologi ( eco tourism ), wisata petualangan ( adventure tourism ), wisata warisan budaya dan sejarah ( heritage and pilgrim tourism ), wisata belanja dan kuliner ( culliner and shopping tourism ), wisata kota dan desa ( city and village tourism), serta wisata olahraga ( sport tourism ).


Dengan bukti-bukti tersebut, diharapkan sektor Kepariwisataan di Indonesia akan bisa lebih maju terutama jika dikembangkan menjadi Pariwisata yang berkelanjutan, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.


Namun dengan adanya wabah pandemi covid 19 ini, otomatis merubah segala kemungkinan yang ada, termasuk diantaranya dalam sektor Pariwisata. Selama PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar), sudah dipastikan semua sektor pariwisata, baik itu perhotelan, obyek wisata, transportasi serta rumah makan dan restoran sebagai sarana pendukung, diharuskan menutup dan menghentikan aktivitas untuk sementara waktu, setidaknya hingga covid 19 ini berlalu.


Namun yang terjadi di lapangan, bukan seperti itu adanya. Wabah ini bukannya melandai ( flattering curve ), tapi malah meningkat, bahkan diprediksi, kejadian saat ini belum akan berakhir.Ini diartikan bahwa akan ada lagi penyebaran covid 19 yang jauh lebih dahsyat dari yang terjadi saat ini.


Hal ini tentu saja berdampak buruk bagi sektor Pariwisata dan yang lainnya. Selama 4 bulan terakhir, tepatnya bulan Maret-Juni 2020, telah banyak tempat pariwisata yang menutup usahanya, bahkan tidak sedikit Pelaku Wisata yang merumahkan hingga memberhentikan karyawannya, dengan alasan karena selama penutupan tempat wisata, mereka tidak memperoleh pemasukan sama sekali. Belum lagi dengan banyaknya destinasi wisata yang terbengkalai serta minim perawatan.


Memang, wabah coronna ini bukanlah masalah negara kita saja, karena dengan statusnya sebagai pandemi, maka dengan sendirinya, wabah covid 19 ini sudah menjadi masalah dunia. Dengan demikian, bukan hanya Pariwisata Indonesia saja yang terpuruk, juga Pariwisata negara-negara lain di dunia, yang berdampak pula terhadap perekonomian dunia. Begitu juga dengan bidang-bidang lainnya.


Mungkin alasan itu pula yang menjadi pertimbangan pemerintah hingga akhirnya menerapkan kebijakan " New Normal ", menggantikan kebijakan PSBB. Karena jika menerapkan PSBB terlalu lama, dikhawatirkan akan membawa dampak yang lebih buruk, terutama di bidang perekonomian, yang berimbas kepada semua pelaku usaha, dengan ketentuan tidak terlepas dari protokol kesehatan.


Walaupun New Normal ini bersifat " New Normal Transisi ", yaitu penerapan adaptasi kebiasaan baru dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang sesuai dengan instruksi WHO, namun setidaknya ini bisa dijadikan sebagai harapan baru bagi pelaku wisata di Indonesia untuk memulai kembali aktivitas kepariwisataan, yang sebelumnya sempat terhenti. Memang tidak bisa sekaligus bisa mencapai target, namun setidaknya konsep Pariwisata yang Berkelanjutan terhadap lingkungan ini bisa segera tercapai.


Lalu apa saja yang harus dilakukan dalam mendukung Pariwisata Berkelanjutan dan Lingkungan ini, terutama dimasa new normal ini ? Mungkin langkah-langkah dibawah ini bisa sedikit membantu :


1.  Membenahi manajemen hingga target perusahaan. Jika sebelum Pandemi, target perusahaan adalah bagaimana mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, mungkin di era new normal, target itu bisa diubah menjadi bagaimana pelaku usaha dan tempat wisata yang kita kelola bisa bertahan di tengah pandemi coronna ini. Setidaknya tidak ada pemutusan hubungan kerja karyawan dan wisatawan masih bisa berkunjung ke tempat wisata yang kita kelola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun