Kasian Semutnya Bu...
"Eeuumm...jagungnya enak bu, manis..." Kata Febri tak berhenti mengunyah
"Besok beli lagi ya" pintanya
"Iya..in syaa allah" jawab ibunya.
Tiba-tiba Febri memotek sebutir jagung yang dipegangnya lalu ditaruhnya di atas lantai,
"Kenapa kamu buang sebutir jagung itu nak?" Tanya ibu.
"Bukan dibuang bu tapi aku mau ngasih makan semut-semut yang ada di rumah kita" sahut Febri dengan santainya.
"Yaa Allah nak tapi nggak begitu juga caranya" timpal ibunya lagi
"Lah terus gimana dong, kalau aku nunggu semutnya datang dulu, mereka malah nggak datang-datang, ya udah tiap aku makan aku simpen aja makanannya, kasian semutnya bu... biar mereka bisa makan seperti kita, nggak kelaparan, badannya sehat dan gendut-gendut" jawab Febri lagi dengan entengnya.
"Wualaah... pantesan tiap hari ibu selalu saja menemukan makanan di lantai" ibunya geleng-geleng kepala.
" Ibu, semut juga makhluk Allah, kata bu guru semua makhluk Allah harus disayang, betul kan?" Febri menjelaskan apa yang di dengarnya di sekolah lagaknya orang dewasa.
Mendengar hal tersebut, ibunya cuma bisa bengong dan mengusap dada.
Mau ngomel-ngomel rasanya percuma karena Febri masih kecil, usianya baru 5 tahun dan masih sekolah di Taman Kanak-Kanak. Ibunya merasa bahwa Febri benar-benar menyerap apa yang dikatakan oleh gurunya.
Dari kasus di atas, membuktikan bahwa perkembangan anak menurut Montessori yaitu fungsi otak anak seperti halnya spons yang dapat menyerap setiap informasi dengan cepat benar adanya. Untuk itu guru, terutama guru anak usia dini dan orang tua harus berhati-hati dengan apa yang diucapkannya di depan anak-anak.
Tidak hanya tentang yang diucapkan, orang tua juga harus berhati-hati terhadap apa saja yang dilihat atau ditonton oleh anak, karena menurut penelitian dari beberapa data menunjukkan bahwa 90 persen perkembangan otak anak terjadi di lima tahun pertama dalam hidupnya. Itu artinya masa tersebut menjadi bagian yang sangat penting untuk diperhatikan oleh orang tua, agar memberikan contoh atau teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI