Sakit maag atau asam lambung memang tidak mengenakkan. Kalau lapar inginnya makan yang banyak apalagi bila menunya menggugah selera, tapi apa daya baru beberapa suap, perut sampai ke ulu hati rasanya perih seperti diperas. Kalau sudah begitu, yang bisa dilakukan hanyalah minum sedikit air hangat dan jadi penonton yang baik, yaitu melihat orang-orang makan dengan lahap dan sepertinya nikmat sekali.
Dan yang setia menemani ketika rasa perih mendera hanyalah tempat kompresan air panas, untuk ditempelkan di perut sekedar pereda sakit sementara.
Ketika rasa sakit sudah tidak dapat ditahan, akibat pola makan tak teratur itu, maka dokterlah tempat kita mengadu, berharap penyakit cepat berlalu dan bebas mengkonsumsi makanan seperti orang sehat lainnya.
Karena penyakit maag tersebut akhir-akhir ini sering terasa, maka sore harinya, aku dengan diantar suami berobat ke dokter. Tidak lupa tempat kompres air panas aku bawa untuk pereda sakit di perut.
Setelah daftar dan menunggu, tiba giliran namaku dipanggil untuk diperiksa. Setelah masuk dan berbasa basi tentang riwayat penyakit, dokter pun menyuruh berbaring di tempat yang tersedia untuk periksa lanjutan.
Namun dalam beberapa saat dokter nampak bingung, lalu mengulang memeriksa suhu tubuh, dan memegang pegelangan tangan yang kanan dan kiri bergantian, beliau lalu bertanya,
"Kenapa ya, pegelangan tangan ibu yang kanan kok panas, tapi pegelangan tangan kirinya dingin?"
"Gak tahu dokter, tapi apa benar berbeda ?" Jawabku  dengan  khawatir.
"Coba saya cek lagi ya bu, kata dokter seperti ingin memastikan.
"Iya bu, tangan ibu yang kanan rasanya panas, tapi yang kiri dingin" sahut dokter lagi.
"Kok bisa begitu dokter?" suamiku ikut menimpali.
 Nggak tahu pak, saya juga bingung, coba bapak pegang tangan ibu" kata dokter lagi sambil meminta suamiku untuk memastikan.
Tiba-tiba, bluug... ada sesuatu yang jatuh, ketika suamiku beranjak dari duduknya. Barulah kami sadar,
"Oohh....itu yang membuat tangan saya panas dokter" kataku hampir berteriak.
"Dari tadi saya kan menempelkan kompresan itu di perut dan menahannya dengan tangan kanan" kataku lagi sambil tertawa.
"Waaahhh...kalau gitu pantesan bu, saya dari tadi bingung, malah sudah berpikir yang tidak-tidak" jawab dokter sambil terkekeh.
"Yaah..ada-ada saja bu..., kasihan pak dokter sampai kebingungan" suamiku menimpali sambil tertawa juga.
Itulah sekilas pengalaman lucu, dalam sakitku, gara-gara kompresan air panas dokter pun terkecoh.
Semoga menghibur dan sabar serta tawakal bagi yang sedang sakit. Salam sehat.