Mohon tunggu...
Lia AnnisaRohmawati
Lia AnnisaRohmawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Writer

Ma'annajah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SDM Berkualitas untuk Indonesia Emas

17 Desember 2020   11:30 Diperbarui: 17 Desember 2020   11:38 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Industri dunia yang berkembang dengan pesat,  mengakibatkan tingkat persaingan semakin ketat. Revolusi industri pada mulanya ditandai dengan  penggantian tenaga hewan dan manusia menjadi tenaga mesin. Permulaan Revolusi Industri ini diawali pada pertengahan abad ke-18 di Inggris, ketika ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Lalu, pada masa pasca Perang Dunia II, berbagai penemuan juga ditemukan, diantaranya penemuan proses assembling, tenaga listrik, kendaraan bermotor, elektronik, telekomunikasi, komputer, dan robot yang semua itu dianggap mampu menggantikan tenaga manusia. Industrialisasi memberikan dampak massive yang tersebar ke seluruh dunia.

Pengertian dari Revolusi Industri sendiri dalam wikipedia, secara umum adalah suatu kondisi perubahan sosial ekonomi dari agraris menjadi industri, kondisi yang ditandai dengan adanya fokus kegiatan ekonomi yang beragam serta penghasilan masyarakat yang meningkat.

Perkembangan Revolusi Industri yang maju itu juga harus diimbangi dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang memadai (social capital), kemajuan teknologi digital juga harus dibarengi dengan manusia yang bermodalkan kecerdasan komprehensif, aktif, mandiri, kreatif, inovatif, dan memiliki interaksi sosial yang baik agar bisa menghadapi tantangan di era Revolusi Industri 4.0 ini sebagai masyarakat yang berintelektual, dimana Revolusi Industri ditandai dengan pesatnya perkembangan tren otomatisasi, pertukaran data, artificial intelligence, Internet of Things, Robotika, dan mesin-mesin cerdas lainnya yang menggantikan tenaga kerja manusia yang telah mendestruksi tatanan ekonomi nasional dan menghadirkan model bisnis baru.

Industrialisasi akan berjalan dengan baik dan efektif tergantung bagaimana pemerintah menangani masalah industrialisasi. Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Jika pemerintah mengubah kondisi Indonesia yang merupakan masyarakat agraris  menjadi masyarakat industri sepenuhnya dan mengabaikan sektor pertanian, maka mayoritas penduduk Indonesia yang bermata pencaharian petani banyak yang berada dibawah garis kemiskinan, lahan pertanian akan dikonversi menjadi lahan industri, sehingga akan mengakibatkan produktivitas di sektor pertanian menjadi rendah.
  2. Program industrialisasi harus didasarkan pada nilai/ajaran di masyarakat. Industrialisasi yang menciptakan gaya hidup modern baru sehingga masyarakat sering kali menghilangkan nilai-nilai agama dan budaya yang telah mengakar pada masyarakat, akibatnya akan menciptakan culture shock atau geger budaya.
  3. Pemerintah harus membangun sistem yang berkeadilan, agar tidak menimbulkan trickle up effect (efek menetes keatas), sehingga industrialisasi tidak melahirkan kesenjangan ekonomi, distribusi kekayaan dapat dinikmati oleh semua kelompok. Hal tersebut dapat dimulai dari menjadikan UMKM sebagai pilar penyangga industrialisasi.
  4. Pemerintah juga fokus pada pembangunan desa, agar arus urbanisasi tidak mengakibatkan sumber daya di desa menjadi terabaikan.

Pemikiran Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimah, menyatakan bahwa keadilan ekonomi akan terwujud manakala tingkat produktivitas masyarakat tinggi dan penyerapan tenaga kerjanya maksimal (full employment). Dengan skala upah memenuhi standar dasar dzaruriyat , tingkat laba yang wajar dan mampu menjadikan laba minimum setara dengan tingkat zakat 2,5% serta penerapan profit and loss sharing system dan meniadakan sistem riba. Lebih lanjut dikatakan bahwa kejayaan dan keruntuhan suatu bangsa bukan hanya tergantng pada variabel-variabel ekonomi tapi tergantung pada variabel lainnya yang menentukan kualitas perorangan, masyarakat, bangsa, pemerintah, dan negara.

Harapan Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2045, yaitu tepat 100 tahun kemerdekaan Indonesia adalah cita-cita seluruh masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, mandiri, berpenghasilan tinggi, dan disegani oleh dunia. 

Dengan bonus demografi 70% adalah usia produktif atau disebut generasi emas dan SDM yang berkualitas akan menjadi perintis perubahan dalam kehidupan dan peradaban bangsa yang lebih baik. Usaha pemerintah untuk meningkatkan daya saing melalui pembangunan infrastruktur dalam negeri, termasuk infrastruktur teknologi dan komunikasi (ICT) adalah salah satu bentuk industrialisasi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan “Indonesia kedepan harus meningkatkan kualitas manusia. Caranya dengan membangun manusia yang punya dua karakter, yakni karakter moral dan karakter kinerja, tanpa kombinasi keduanya, Indonesia tidak dapat maju,” ujar Anies Baswedan di acara talkshow Indonesia Lawyers Club, Senin (14/12).

Kunci paling dasar begitu kita bicara masa depan Indonesia, maka kita tidak berbicara menatap masa depan tanahnya, lautnya, tetapi bicara tentang bangsanya itu sendiri yang artinya menatap masa depan manusianya. Bangsa yang maju adalah bangsa yang memberikan perhatian cukup pada pengembangan kualitas manusia, dengan menggunakan istilah pengembangan kualitas manusia tidak dipandang sebagai faktor sumber daya, jika kita menyebut manusia sebagai sumber daya, maka manusia ditempatkan sebagai faktor produksi saja, tapi dimana manusia itu berada, kita menempatkan manusia untuk dikembangkan dan hidup dalam satu mekanisme pasar. 

Menggunakan istilah human development untuk Indonesia kedepan dengan memberikan perhatian yang serius pada peningkatan kualitas manusia sebagai social capital terutama pada pendidikan, seperti yang dikatakan Anies diatas, ‘pendidikan atau karakter moral’ seperti jujur, beriman, bertaqwa, berintegritas, sedangkan ‘karakter kinerja’ seperti kerja keras, bertanggung jawab, tangguh, ulet, kedua karakter ini harus bersandingan dalam diri seorang manusia.

Demikian pula target dari sustainable development goals menjadi tantangan tersendiri untuk semua program dan kegiatan diarahkan pada upaya pencapaian target tersebut, namun dengan tetap memperhatikan Maqasid Syariah dalam implementasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun