Mohon tunggu...
Lia Ananda Hartawan
Lia Ananda Hartawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Saya merupakan seorang mahasiswi Jurusan Keperawatan di STIKes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diet "Intermittent Fasting" Serta Olahraga Sehat dan Menyenangkan untuk Mencapai Bentuk Tubuh Ideal ala Idol Korea

13 April 2022   20:30 Diperbarui: 13 April 2022   20:35 1461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menu diet. (Sumber : Shutterstock) 

Memiliki bentuk tubuh ideal tentu merupakan impian banyak orang. Hal tersebut dikarenakan, semakin berkembangnya dunia industrialisasi dan budaya konsumerisme di negara luar, yang dengan cepat tersebar masuk ke berbagai negara termasuk Indonesia (Wahyuni & Prasetyo, 2019).

Media teknologi dan massa seperti  koran, majalah, televisi, maupun sosial media internet, berperan sangat penting dalam pembentukan pandangan masyarakat dalam berkeinginan memiliki bentuk tubuh ideal. 

Masyarakat diperkenalkan melalui metode perfilman, musik, dan periklanan yang berisi fashion, make-up, skincare, olahraga, serta gaya hidup, dengan menampilkan publik figur wanita maupun pria dengan bentuk tubuh yang ideal. Hal tersebut menyebabkan, terbentuknya citra tubuh dan standar tubuh ideal yang baru bagi seluruh masyarakat khususnya kaum wanita (Wahyuni & Prasetyo, 2019). 

Citra tubuh merupakan sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Zaini, 2019). Masing - masing individu, baik secara sadar maupun tidak, berkeinginan untuk memenuhi standar-standar tubuh ideal yang berlaku dalam lingkungan sosial dan budayanya (Wahyuni & Prasetyo, 2019).

Namun, tahukah kamu ? Persentase kasus obesitas tertinggi yang terjadi di 10 negara yaitu berada di negara Amerika Serikat, Cina, India, Rusia, Brazil, Meksiko, Mesir, Jerman, Pakistan, dan Indonesia (WHO, 2021). Obesitas adalah penumpukan lemak yang terjadi dalam waktu lama dan secara berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan kalori, dengan energi yang digunakan (Kementerian Kesehatan RI, 2018). 

Pada tahun 2015, PBB mengesahkan agenda tujuan pembangunan berkelanjutan dalam kerangka Sustainable Development Goals (SGDs), yang memiliki 17 tujuan, 169 target, dan 220 - 330 indikator. 

Seluruh tujuan SGDs adalah sebuah kesatuan sistem pembangunan, tidak mementingkan satu isu tertentu. Dari 17 tujuan dalam SGDs, diantaranya yang berhubungan dengan meningkatkan persentase kasus obesitas yaitu dalam tujuan "Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan" (Kementerian Kesehatan RI, 2015). 

Oleh karena adanya kebijakan tersebut, Kemenkes RI pada tahun 2017 membuat sebuah buku dan program yang bernama GENTAS (Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas). GENTAS bertujuan menekan laju angka obesitas pada angka 15,4% sampai dengan tahun 2019 (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Persentase jumlah kasus di Indonesia untuk anak usia 5 - 12 tahun dengan kelebihan berat badan sebesar 10,8% pada tahun 2018. Persentase jumlah kasus untuk anak usia 5 - 12 tahun dengan obesitas yaitu sebesar 18,8% pada tahun 2018. Persentase jumlah kasus proporsi berat badan lebih di pada dewasa >18 tahun yaitu sebesar 8,6% pada tahun 2007, 11,5% pada tahun 2013, dan 13,6% pada tahun 2018. Persentase jumlah kasus obesitas pada dewasa >18 tahun yaitu sebesar 10,5% pada tahun 2007, 14,8% pada tahun 2013, dan 21,8% pada tahun 2018 yang memiliki persentase kasus terbesar di provinsi Sulawesi Utara sebesar 30,2% (Riskesdas Kemenkes RI, 2018a). 

Semakin meningkatnya angka kasus kelebihan berat badan dan obesitas yang terjadi, dikarena gaya hidup masyarakat yang tidak sehat. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang mendapatkan hasil rendah yaitu masyarakat Indonesia melakukan aktivitas fisik hanya sebesar 33,5%, dan untuk proporsi konsumsi buah dan sayur kurang dari 5 porsi mencapai hasil yang tinggi yaitu sebesar 95,5%, mengkonsumsi makanan berlemak sebesar 40,7%, mengkonsumsi makanan mengandung gula berlebih sebesar 53,1%,. 

Hal tersebut memiliki arti masyarakat Indonesia jarang melakukan aktivitas fisik, jarang mengkonsumsi buah ataupun sayur (karena Kementerian Kesehatan RI menganjurkan untuk mengonsumsi sayur sebanyak 5-6 porsi perhari dan buah sebanyak 3-4 porsi perhari, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak secara berlebihan, dan mengkonsumsi makanan ataupun minuman yang mengandung gula secara berlebihan (Riskesdas Kemenkes RI, 2018b).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun