Mohon tunggu...
Lia Kurniawati
Lia Kurniawati Mohon Tunggu... Dosen - Realistis dan No Drama

Author - Founder Manajemen Emosi & Pikiran (MEP) Dosen Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kebersamaan Ber-Idul Fitri Tersekat Gadget

14 Juli 2015   10:13 Diperbarui: 14 Juli 2015   10:25 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Terinspirasi kala mencari sandal sepatu yang akan dikenakan si kecil untuk berlebaran nanti, sekedar memberikan pengalaman dan mentradisikan meriahnya ber idul fitri. Melewati beberapa pasar yang menjajakan CD dan DVD, terdengar gema takbir dan pukulan bedug menggema dari CD dan DVD yang di jajakan, beberapa detik merasakan sensasi hati terasa diiris-iris sembilu namun lamunan buyar saat pernyataan si kecil hadir menggelitik,

“Bun ko disini  mah udah lebaran ya… “

Lebaran .. Ya! Lebaran … Sebulan penuh di persiapkan umat islam untuk perayaan 1-2 hari berlebaran, banyak persiapan fisik disana sini, tak urung sandal dan baju murahan pun tak jadi soal asalkan bisa berlebaran dan memberikan kesan “all new” saat hari H nanti. Proses perburuan menuju perayaan idul fitri pun tak pelak bisa dihindari , jalanan macet, orang-orang dibuat tahan dengan panas terik nya cuaca di bulan Ramadhan ini yang dilansir dari dream.co.id mencapai 62 derajat celcius,( rasanya sih memang iya) terasa matahari pukul 10 pagi sudah sangat menyengat kulit paha di balik celana jeans yang dikenakan, meskipun dari gadget ku tak dilengkapi aplikasi pengukur suhu,.

Maksud hati memberikan pengalaman buat si kecil asyiknya menikmati tontonan pukulan bedug, sekira belasan tahun lalu setiap kali “ngabuburit” berjalan kaki dengan teman sebaya mengunjungi area Tegalega Bandung untuk sekedar menikmati tontonan gratis sebuah patung laki-laki dewasa ber pakaian muslim lengkap dengan sarung dan peci sedang memukul bedug. Dan yang tak kalah uniknya bagian bokongnya bergoyang ke kiri dan ke kanan kalau dalam istilah sunda “guyat geyot” maka terkenalah dengan istilah “Haji Geyot” , namun kini kemana si haji geyot itu pergi? Ataukah berada di tempat lain?.

Keseruan-keseruan semacam inilah yang tak dapat ditemui anak-anak saat ini, minim sekali dengan pengalaman-pengalaman yang di anggap “jadul” bercitarasa Indonesia, perlahan-lahan tergantikan dengan gadget-gadget yang sedikit demi sedikit mengikis tradisi-tradisi lama. Bahkan ketika menemukan bedug di salah satu mesjid provinsi pun raut muka anak-anak itu menunjukkan rasa asing dengan benda yang satu ini. Kebersamaan dan interaksi ketika ngabuburit bersama teman sebayapun jarang dilakukan karena lebih memilih berdiam diri asyik dengan gadget yang menyajikan aplikasi-aplikasi menarik. Duh! Ternyata banyak sekali PR yang harus di kenalkan pada generasi penerusku.

Kebersamaan dan interaksi langsung dengan anak sangatlah penting, dan hal ini pun di sadari betul oleh sang pencipta gadget bermerk aple, Steve Jobs dimana di ruang kamar anaknya tak ditemui perangkat elektronik sekalipun banyak perangkat-perangkat elektronik ciptaan steve job seperti yang dilansir dari salah satu tumbler milik permainan tradisional di akses tanggal 13 juli 2015. Mudah-mudahan setiap kita mampu menggunakan gadget dengan bijak terkait dengan pembentukan karakter anak akan pentingnya kebersamaan dan interaksi secara langsung yang akan menyambung silaturahmi dan berdampak memanjangkan umur dan memperbanyak rizki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun